REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI — Dari membuat pakaian dari setelan jas ayahnya dan potongan-potongan preppy ibunya, perancang busana Lebanon, Yassmin Saleh sekarang memiliki merek terkenal. Dengan namanya itu, dia menggunakan seni untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah psikologis dan sosiologis.
Berbicara kepada Arab News tentang karya DWELLER musim semi-musim panas 2020 terbarunya, Saleh menjelaskan setiap koleksi dimulai dengan sebuah cerita. Untuk rilis terbaru label tersebut, Saleh dan saudara perempuannya, Farah terinspirasi situasi politik dan ekonomi di Lebanon.
“Koleksi ini menceritakan tentang populasi yang menginginkan batu tulis kosong. Mereka tidak lagi ingin mematuhi peraturan dan merasa seolah-olah mereka adalah orang Badui,” kata Saleh.
Untuk menyeimbangkan sisi yang berlawanan, karya-karyanya menggambarkan sentimen penghuni gurun melalui potongan yang bersahaja. Sementara penjaga korup, ditampilkan melalui bentuk klasik dan potongan yang disesuaikan.
Tidak hanya desain Saleh yang menyimpan pesan, tetapi mereka juga menyerupai bentuk seni, melalui Seri Tattoo-nya yang memicu percakapan publik.
“Bentuk seni yang bisa dikenakan ini telah menjadi ciri khas mereknya. Setiap koleksi membawa Seri Tato yang mencerminkan komitmen merek terhadap masalah zaman kita,” ujar perancang busana berusia 26 tahun itu.
Terkait pandemi virus corona saat ini, Saleh mengatakan krisis kesehatan global yang sedang berlangsung memiliki hal-hal positif dan negatif untuk masa depan industri fesyen. “Di satu sisi, virus memaksa kami melambat. Di sisi lain, kita harus menyadari dunia menderita secara ekonomi dan akan ada masa-masa sulit yang akan datang, terutama untuk merek-merek baru,” kata perancang yang berbasis di Beirut itu.
Masa-masa yang sulit memungkinkan Saleh dan saudara perempuannya untuk memiliki strategi kreatif menjaga mereknya tetap hidup. “Kami telah menyadari bahwa itu tidak terlalu buruk,” ujar dia.
Meskipun sudah menjadi merek yang berkelanjutan, situasi saat ini menginspirasi duo itu untuk menciptakan lini edisi terbatas berkelanjutan 100 persen yang diharapkan akan segera diluncurkan.