Sabtu 23 May 2020 01:14 WIB

Terisak dan terbata, Bupati Ini Imbau Warga Shalat di Rumah

Bupati Siak mengaku batin menangis saat umumkan shalat Id di rumah

Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin bersama Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi, Bupati Siak Drs H Alfedri MSi serta Bupati yg tergabung dalam LTKL. Bupati Siak Alfedri dengan suara terbata-bata dan terisak mengimbau warga agar menjalankan rutinitas ibadah hanya di rumah saja, termasuk shalat sunah mu'akad Idul Fitri 1441 Hijriah yang jatuh pada Ahad (24/5).
Foto: Foto: Humas Pemkab Muba
Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin bersama Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi, Bupati Siak Drs H Alfedri MSi serta Bupati yg tergabung dalam LTKL. Bupati Siak Alfedri dengan suara terbata-bata dan terisak mengimbau warga agar menjalankan rutinitas ibadah hanya di rumah saja, termasuk shalat sunah mu'akad Idul Fitri 1441 Hijriah yang jatuh pada Ahad (24/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SIAK -- Bupati Siak Alfedri dengan suara terbata-bata dan terisak mengimbau warga agar menjalankan rutinitas ibadah hanya di rumah saja, termasuk shalat sunah mu'akad Idul Fitri 1441 Hijriah yang jatuh pada Ahad (24/5).

"Saat mendengarkan suara adzan, batin saya menangis, rindu ingin shalat berjamaah di masjid. Namun saat seperti ini tidak mungkin saya lakukan demi menghindari penyebaran wabah Covid-19," kata Alfedri di Siak, Jumat (22/5), sambil terisak.

Hal itu disampaikannya di hadapan warga Kecamatan Kotogasib saat menyerahkan bantuan bahan pokok dari PT RAPP di aula kantor camat. Dalam kesempatan itu Alfedri juga mengimbau masyarakat agar mematuhi imbauan dan larangan pemerintah terkait penanganan Covid-9 di Kabupaten Siak.

Menurutnya, hal ini tidak hanya tanggung jawab pemerintah, medis, polisi dan TNI. Akan tetapi juga tanggung jawab dan dukungan semua pihak, termasuk masyarakat. Oleh karena itu, dirinya menegaskan kepada seluruh warga masyarakat untuk melaksanakan Shalat Id 1441 H di rumah, tidak di masjid.

Dia mengatakan bukan berarti pihaknya melarang masyarakat untuk beribadah di masjid, tapi ini murni upaya untuk menyelamatkan nyawa semua dan menghindari warga terpapar wabah Covid-19.

"Kita juga kasihan melihat tim medis yang bekerja siang malam bersiaga, bertaruh nyawa untuk merawat, dan mengurus warga yang terinfeksi Covid-19. Tentu mereka juga rentan tertular virus ini, petugas medis itu juga punya anak dan istri, mereka rindu untuk berkumpul bersama keluarga. Segitu beratnya tugas mereka, sementara warga tak taat dengan imbauan pemerintah," ujarnya.

Di kesempatan tersebut dia juga menjawab berbagai pertanyaan masyarakat tentang Covid-19. "Kabupaten Siak kan kasusnya minim, kenapa tetap juga di PSBB," katanya.

Menurut suami Rasida ini, memang Kabupaten Siak ini bila dibandingkan daerah lain kasus korban pandeminya relatif sedikit. Namun, lantaran Kabupaten Siak berada di tengah-tengah wilayah zona merah, yaitu Kampar, Pekanbaru, Pelalawan, Bengkalis dan Dumai. Maka kondisi inilah yang mengharuskan Kabupaten Siak ini melakukan PSBB.

"Siak di tengah-tengah berada di lintasan maka siapapun yang ingin datang dan pergi dari daerah sekeliling Kabupaten Siak ini mereka pasti melalui wilayah Kabupaten Siak, inilah kenapa Siak juga di PSBB, kita tidak mau dilakukan PSBB korban malah bertambah," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement