Ahad 24 May 2020 07:51 WIB

Tradisi Idul Fitri Menarik dari Beragam Daerah di Indonesia

Indonesia memiliki beragam tradisi merayakan Idul Fitri.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Tradisi Idul Fitri Menarik dari Beragam Daerah di Indonesia. Warga berebut Gunungan Grebeg Syawal di Halaman Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta.
Foto: Republika/ Wihdan
Tradisi Idul Fitri Menarik dari Beragam Daerah di Indonesia. Warga berebut Gunungan Grebeg Syawal di Halaman Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengacu pada sejarahnya, Indonesia berasal dari kumpulan kerajaan yang meleburkan diri menjadi sebuah bangsa. Hal itu membuat Indonesia memiliki keragaman suku serta tradisi yang melingkupinya, tak terkecuali dalam beragamnya perayaan Idul Fitri di sejumlah daerah.

Solo

Baca Juga

Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat memiliki tradisi Sungkeman Pangabekten. Tradisi ini digelar di Kompleks Keraton Solo oleh kesultanan dan dibuka untuk warga. Tradisi Sungkeman Pangabekten ini merupakan upacara yang dihadiri sejumlah pejabat penting kesultanan, termasuk kepada abdi dalemnya.

Tak hanya Sungkeman Pangabekten, Keraton Solo juga memiliki sejumlah tradisi atau upacara adat baik itu di bulan Ramadhan atau di awal Syawal (lebaran), antara lain Malam Selikuran untuk menyambut Lailatul Qadar, Paring Dalam Zakat Fitrah (pendistribusian zakat firah dari keluarga besar Keraton Solo), hingga Kirab Hajat Dalem Grebeg Syawal.

Jika Grebek Syawal dilakukan pada hari Idul Fitri, maka Sungkeman Pangabekten ini diselenggarakan sesudah hari H Syawal. Tradisi ini sudah dilakukan sejak turun-temurun ketika Islam sudah menyentuh Tanah Jawa dan menggugah hati para rakyat serta para petinggi keraton.

photo
Raja Keraton Solo, Sinuhun Pakubuwana XIII, dan Permaisuri, Kanjeng Ratu Pakubuwana XIII, menerima warga yang menghadap untuk sungkeman di kegiatan upacara Sungkeman Pangabekten yang digelar Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, di Sasana Handrawina Kompleks Kedhaton Keraton Solo. Ilustrasi - (Republika/Binti Sholikah)

Yogyakarta

Di Yogyakarta, masyarakatnya selalu disuguhi upacara adat berupa Grebeg Syawal. Tradisi tersebut biasa dilakukan di Lapangan Komplek Kepatihan Kota Yogyakarta dan diikuti oleh masyarakat setempat dan anggota kerajaan Yogyakarta.

Meski Grebeg Syawal di Yogyakarta bukan satu-satunya tradisi grebeg yang ada, namun nyatanya tradisi ini selalu menarik antusiasme warga. Dalam grebeg, masyarakat biasa memperebutkan berbagai hasil bumi seperti saturan atau buah-buahan yang sebelumnya diarak-arak.

Tradisi Grebeg Syawal di Yogyakarta merupakan prosesi adat sebagai simbol hajat dalem (sedekah) atas kedermawanan Sultan kepada rakyatnya. Grebeg sendiri berasal dari kata Jawa yaitu gumrebeg yang berarti riuh atau ramah. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement