Sabtu 23 May 2020 13:27 WIB

Silaturahim Virtual

Apakah silaturahim harus diwujudkan dengan cara bertemu fisik?

Silaturahim (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Silaturahim (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID -- Oleh: Mukti Ali Qusyairi, Ketua LBM PWNU DKI Jakarta dan Peneliti di Public Virtue

Silaturahim merupakan ibadah sosial yang dianjurkan dalam Islam. Sebab, umat Islam diwajibkan untuk merajut hubungan baik dengan Tuhan dan hubungan baik dengan sesama manusia. silaturahim merupakan salah satu upaya mewujudkan rajutan hubungan baik dengan sesama manusia itu. 

Sedangkan Covid-19 sedang melanda dunia. Sampai saat ini, belum ada kepastian, entah sampai kapan berahirnya covid-19 yang sudah kadung mewabah ini. 

Para ahli Kesehatan memastikan bahwa sebelum vaksin ditemukan, jalan satu-satunya untuk mengatasi covid-19 adalah dengan mengikuti protokul kesehatan yang sudah disepakati oleh ahli kesehatan dunia, WHO, yaitu hindari kerumun, jaga jarak, memakai masker, dan cuci tangan.

Silaturahim yang Bermakna

Apakah silaturahim harus diwujudkan dengan cara bertemu fisik? Ataukah silaturahim identik dengan pertemuan fisik? Untuk menjawabnya, kita mesti merujuk pada arti generik dari silaturahim itu sendiri. Kata shilah artinya hubungan, dan kata ar-rahim artinya kerabat.

Kata ar-rahim juga seakar kata dengan ar-rahmah, ar-rahim, ar-rahman, yang artinya kasihsayang. Pada umumnya, silaturahim bukan hanya hubungan antar kerabat atau saudara kandung an sich, bahkan juga hubungan antar sesama manusia universal. Sebab, semua manusia sejatinya adalah saudara. Disebut dengan ukhuwah basyariyah/insaniyah (persaudaraan antar manusia).

Ada banyak cara untuk mengejawantahkan silaturahim. Cara yang paling umum dilakukan adalah dengan berkunjung dan bertemu fisik langsung. Sehingga berkunjung biasa dikatakan sebagai kegiatan silaturahim. 

Ketika teknologi komunikasi belum secanggih sekarang, medsoso belum ada, email dan hp belum ada, umat manusia yang terbentang jarak melakukan silaturahim dengan saling berkirim surat melalui pos. Surat-menyurat adalah saranan satu-satunya silaturahim jarak jauh. Kirim uang dan barang pun melalui pos. 

Setelah teknologi informasi dan alat komunikasi semakin canggih, ada banyak media yang bisa digunakan untuk merajut tali silaturahim. Bisa lewat telephon, handphone, whatsapp, facebook, dan medsos yang lain. Kirim uang bisa lewat ATM. Kirim barang bisa lewat pos atau gosen/gojek. Kecanggihan teknologi memudahkan umat manusia.

Pertemuan fisik tidak sertamerta sebagai pertanda hati seseorang terjalin dengan penuh kasih sayang, lapang, dan ikhlas. Sebaliknya adanya jarak tidak berarti terputusnya talikasih di antara hati-hati manusia. Ada banyak pertemuan, akan tetapi hatinya tidak bisa menyatu dan bahkan saling memunggungi.

Orang Jawa mengatakan, “ngadep rai, mungkur ati” (berhadapan muka, hati memunggungi). Ketika bertemu, terlihat baik. Akan tetapi di belakang, mereka saling menjatuhkan atau menjelek-jelekkan. Kebaikan yang pura-pura. Ini menandakan bahwa pertemuan fisik tidak selalu mengandung makna dari pesan silaturahim.

Ada banyak orang yang dekat secara fikih, akan tetapi jauh di hati. Dikatakan, dekat di mata, jauh di hati. Sebaliknya, ada banyak pula orang yang jauh di mata, dekat di hati. Tapi banyak pula orang yang dekat di mata dan dekat pula di hati. 

Jika demikian, manakah yang lebih dominan memberi arti bagi sebuah silaturahim apakah hati atau fisik, atau kedua-duanya? Dari tiga tipe ini, ternyata yang paling dominan adalah peranannya hati. Meski jauh atau dekatnya fisik, jika hati terasa dekat, maka di situ ada makna yang terajut.

Memang, bahasa tubuh diperlukan untuk disimak oleh lawan bicara. Akan tetapi, bahasa tubuh pun digerakkan oleh hati. Hati yang bersukaria, akan menggerakan bahasa tubuh yang berbunga-bunga. Hati yang muramdurja atau tak suka, akan mempengaruhi bahasa tubuh yang tak karuan, muka kecut, cemberut, atau sorot mata yang penuh amarah.

silaturahim sebagai prilaku yang harus dilaksanakan bagi umat Muslim bermula dari perkataan Nabi, “Aku adalah al-rahman, Mahapengasih, dan al-rahim adalah salahsatu nama dari nama-namaKu. Barangsiapa yang melakukan silaturahim (menyambung kasihsayang), maka Aku akan menyambung kasihsayang kepadanya. Dan barangsiapa yang memutus silaturahim, maka Aku pun akan memutus kasihsayang kepadanya.”

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement