REPUBLIKA.CO.ID, KUALA KAPUAS -- IGD RSUD dr Soemarno Sostroatmodjo Kuala Kapuas Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah hanya melayani pasien Covid-19 dan pelayanan ibu dan anak baru lahir (Ponek), karena seluruh petugas medis di rumah sakit sebanyak 54 orang harus menjalani karantina mandiri.
"Mulai hari ini Sabtu (23/5) pelayanan IGD dihentikan karena seluruh tenaga medis isolasi mandiri, karena dua orang dokter rumah sakit Kapuas sudah terkonfirmasi positif Covid-19," kata Dirut RSUD dr Soemarno Sostroatmodjo Kuala Kapuas dr Agus Waluyo di Kuala Kapuas, Sabtu.
Menurut dia, semua petugas baik itu dokter, bidan dan perawat yang ada di IGD RSUD Kapuas, kontak erat dengan dua orang yang sudah terkonfirmasi positif Covid-19. Untuk langkah selanjutnya, semua petugas medis yang pernah kontak erat tersebut dilakukan karantina mandiri.
"Kami memiliki 14 orang dokter umum, ini semua ada memiliki kontak erat. Jadi dokter umumnya habis. Perawat IGD dan Ponek ada 40 orang juga sudah habis semua kontak erat, sehingga kami menghentikan pelayanan sementara," katanya.
Untuk sementara, pihaknya hanya melayani pasien Covid-19 dan Ponek di IGD RSUD dr Soemarno Sostroatmodjo Kuala Kapuas. Untuk pelayanaan lainnya, seperti Poli, pelayanan kegawatdaruratan akan diupayakan berjalan seperti biasa.
"Pada hari ini kami masih mencari tenaga dokter yang katakanlah belum terpapar untuk berjagadi IGD, begitu juga dengan perawat-perawatnya," ujarnya.
Saat ini, kondisi ruangan IGD RSUD dr Soemarno Sostroatmodjo Kuala Kapuas sedang disterilkan yaitu di ruang tunggu, ruang jaga, ruang dokter, perawat dan lainnya.
"Setelah selesai kami sterilkan, dan setelah itu tenaga dokter-dokter yang ada di Dinas Kesehatan sudah siap. Dan nanti pelayanan akan kembali seperti biasa," kata dia.
Terkait dengan kejadian tersebut, Agus berharap dan mengajak seluruh masyarakat untuk memberikan informasi yang sejelas-jelasnya kepada petugas medis, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Seandainya terjadi yang seperti ini, tentunya yang dirugikan bukan hanya kami selaku petugas kesehatan yang memberikan pelayanan, tetapi berdampak luas kepada masyarakat yang benar-benar memerlukan pelayanan akhirnya harus tertunda dengan adanya hal semacam ini,” ujarnya.