REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VI Kalimantan merespon cepat peningkatan permintaan elpiji subsidi atau tiga kilogram di kawasan Jalan Komodor Yos Sudarso, Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) menjelang Perayaan Idul Fitri 1441 Hijriyah di tahun 2020.
"Atas informasi dari masyarakat, maka kami langsung mendistribusikan kebutuhan elpiji bagi masyarakat di kawasan Komodor Yos Sudarso siang ini juga," kata Sales Area Manager Pertamina Kalbar, Weddy Surya Windrawan di Pontianak, Sabtu (23/5).
Dia menjelaskan, masyarakat tidak perlu khawatir akan kesulitan dalam mendapatkan elpiji subsidi, karena pihaknya mengantisipasi peningkatan permintaan itu dengan penambahan stok melebihi kebutuhan normal. "Kalau ada informasi terkait elpiji dan BBM, segera hubungi kami agar bisa secepatnya ditindaklanjuti," ujar Weddy.
Sebelumnya, Region Manager Communication and CSR Kalimantan, Roberth MV Dumatubun mengatakan, menyiapkan sebanyak 340.960 tabung elpiji subsidi atau tabung tiga kilogram sebagai antisipasi peningkatan permintaan menjelang Lebaran tahun 2020 di Provinsi Kalbar.
"Selain penambahan stok tersebut, guna memastikan pemakaian BBM dan elpiji di wilayah Kalbar dan Kalimantan umumnya terpenuhi kami juga telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) sejak 8 April hingga 8 Juni 2020," katanya.
Weddy menjelaskan, penambahan stok itu, guna menjamin masyarakat di Kalbar dan Kalimantan umumnya dapat merayakan Idul Fitri 1441 H dengan tenang dan lancar. "Untuk wilayah Kalbar kami menyiapkan sebanyak 77 agen PSO, kemudian sebanyak 2.608 pangkalan PSO, sebanyak 13 agen NPSO, dan 582 sub agen NPSO," ungkapnya.
Sementara Rosmina (32 tahun) salah seorang warga Pontianak Barat, keluhkan sulitnya mendapatkan elpiji tabung tiga kilogram. "Memang sejak tiga hari yang lalu untuk elpiji tiga kilogram bisa dibilang susah didapat. Kalaupun ada kita harus membeli dipenjual gas tingkat pengecer, itu pun harganya sekitar Rp 25 ribu per tabung," kata Weddy.
Dia menambahkan, terpaksa meminjam tabung elpiji milik adiknya, kebetulan dia punya dua tabung gas, sehingga terpaksa tetap mencari gas atau elpiji untuk mengantikan milik adiknya.
Nuri (33), seorang ibu rumah tangga juga mengeluhkan hal yang sama, ia tampak kesal setelah keluar dari agen LPG atau elpiji yang berada di pinggir Jalan Komyos Sudarso Pontianak Barat.
"Saya sudah dari daerah Kota Baru kemudian Sungai Jawi dan sekarang di Jeruju ini juga belum dapat LPG. Sementara di tingkat pengecer yang ada didekat kediaman saya juga habis, padahal harganya mahal hingga Rp25 ribu pertabung. Dalam situasi seperti ini apa boleh buat, kalau ada yang jual dengan harga tinggi, terpaksalah kami beli," kata Weddy.