Sabtu 23 May 2020 15:17 WIB

Atta: Pandemi Harusnya Bikin Sadar, Semua Sama di Mata Tuhan

Atta Halilintar mengatakan, pandemi Covid-19 memukul segala aspek kehidupan.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Youtuber Atta Halilintar mengatakan, pandemi Covid-19 seharusnya memunculkan sikap tenggang rasa.
Foto: Youtube
Youtuber Atta Halilintar mengatakan, pandemi Covid-19 seharusnya memunculkan sikap tenggang rasa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Youtuber Atta Halilintar mengingatkan tak ada untungnya memiliki sikap sombong selama masa pandemi Covid-19. Menurut dia, kondisi saat ini harusnya membuat orang sadar bahwa manusia sama di mata Tuhan.

"Ini kena di segala aspek hidup kita," kata Atta dalam acara Indonesia Online Fest Vol 01, beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Atta mengatakan, pandemi Covid-19 seharusnya memunculkan sikap tenggang rasa di antara masyarakat. Sebagai Youtuber, pemilik nama lengkap Muhammad Attamimi Halilintar itu juga mengalami imbasnya.

Dia tak menampik, orang mungkin melihatnya enak bisa bekerja dan mendapatkan uang dari rumah. Padahal, pendapatannya dari iklan juga sangat menurun.

Sementara itu, Youtube Atta menopang segala macam usaha yang sudah terdampak pandemi. Bisnis dan gaji karyawannya bersumber dari konten Youtube. Demikian pula dana untuk membantu orang yang membutuhkan.

“Itu kepedualian kita, saling tenggang rasa, harus banget ada sekarang, karena ini bentuk tanggung jawab sebagai Youtuber,” ujar dia.

Kondisi pandemi tak menyurutkan semangat Atta berkarya. Bahkan, dia semakin terpacu untuk berkarya memberikan konten-konten yang menghibur banyak orang.

Jika biasanya dia mengunggah video sehari sekali setiap hari. Kini, Atta mengunggah tiga video sehari setiap hari. Selain untuk menghibur, Atta juga ingin membuka langan kerja baru bagi orang lain dari Youtube.

“Alhamdulillah bisa beri penghasilan ke orang. Salah satunya menguatkan tenaga uplod banyak,” kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement