REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Tjahya Widayanti menjelaskan, pasar fisik emas digital di Bursa Berjangka merupakan pasar fisik emas teroganisir yang menggunakan sarana elektronik. Kemudian difasilitasi oleh Bursa Berjangka atau sarana elektronik yang dimiliki oleh pedagang fisik emas digital. Catatan kepemilikan emas tersebut dilakukan pula secara digital.
Prinsip penyelenggaraan pasar fisik emas digital di antaranya, suatu kegiatan jual beli emas di pasar yang dilakukan secara elektronik. Ini sebagai sarana investasi jual beli emas melalui sistem elektronik dengan tempo tunda serah, melindungi masyarakat dari tindakan yang merugikan atau penipuan, dan menghindari transaksi yang diharamkan atau melanggar hukum.
"Saat ini, berbagai penyempurnaan dan relaksasi kebijakan terus dilakukan Bappebti untuk memberikan stimulus pada penyelenggaraan pasar fisik emas digital," ujar Tjahya melalui siaran pers yang diterima Republika pada Sabtu, (23/5).
Salah satunya dengan diterbitkannya Peraturan Bappebti Nomor 13 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Bappebti Nomor 4 Tahun 2019 tentang Ketentuan Teknis Penyelenggaraan Pasar Fisik Emas Digital di Bursa Berjangka.
Peraturan itu, jelasnya, menitikberatkan pada upaya mendukung perkembangan perdagangan emas digital. Beberapa hal yang diatur dalam peraturan tersebut di antaranya terkait persyaratan Lembaga Kliring sebagai pencatat kepemilikan emas, pengaturan saldo, depository, mekanisme transaksi, serta sarana dan prasarana lainnya.
Penyempurnaan peraturan itu juga dilakukan sebagai upaya memberikan kepastian hukum dan berusaha. Kemudian bertujuan memberi perlindungan konsumen, mencegah perdagangan fisik emas digital untuk tujuan ilegal, dan menciptakan sarana investasi mudah, aman, dan terjangkau bagi masyarakat, serta memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan industri perdagangan fisik emas digital melalui Bursa Berjangka.
Sekretaris Bappebti Nusa Eka menambahkan, komoditas emas di bursa perdagangan nasional dan internasional selalu menunjukkan pertumbuhan transaksi yang terus naik. "Perdagangan emas ini tentunya sangat menarik masyarakat sebagai media investasi," ujar Nusa.