Sabtu 23 May 2020 23:01 WIB

Adab Umat Muslim di Hari Raya Idul Fitri

Wajib bagi Muslim menghadirkan niat yang benar terkait Hari Raya Idul Fitri.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Adab Umat Muslim di Hari Raya Idul Fitri. Bersalaman saling memaafkan di hari Idul Fitri. (ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Adab Umat Muslim di Hari Raya Idul Fitri. Bersalaman saling memaafkan di hari Idul Fitri. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari Raya Idul Fitri menjadi hari yang dinanti-nantikan umat Muslim di seluruh dunia. Terlebih, setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

Agar perayaan Idul Fitri semakin bermakna, ada baiknya meniru apa yang dilakukan dan diperintahkan Rasulullah SAW di hari raya ini. Syekh Abdul Azis bin Fathi As-Sayyid Nada dalam Kitab Mausuu'atul Aadaab Al-Islaamiyyah, membantu menjelaskan adab merayakan hari raya sesuai yang dilakukan Rasulullah SAW.

Baca Juga

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah membaca niat dengan baik dan benar. Syekh Sayyid Nada menuliskan, wajib bagi Muslim menghadirkan niat yang benar dalam segala perkara berkaitan dengan hari raya. Salah satunya berniat ketika keluar rumah untuk sholat demi mengikuti jejak Nabi SAW.

Berikutnya, sebelum melaksanakan hari raya, setiap umat wajib membersihkan diri dan mandi. Saat berkumpul sesama umat Muslim, kondisi diri salam keadaan bersih dan wangi. Diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA dalam HR Malik di kitab al-Muwaththa, ia mandi pada hari raya Idul Fitri, sebelum berangkat ke tempat sholat.

Setelah niat dan membersihkan diri, maka umat Muslim diminta memakai wewangian. Ali bin Abi Thalib berkata, "Rasulullah SAW memerintahkan kami pada dua hari raya untuk memakai pakaian terbaik yang kami punya, dan memakai wangi-wangian yang terbaik yang kami punya, dan berkurban dengan hewan yang paling mahal yang kami punya".

Selanjutnya, umat Muslim dianjurkan menggunakan pakaian terbaik. Jika ia merupakan seorang yang mampu, maka disunnahkan memakai pakaian baru di Hari Raya Idul Fitri. Hal itu menunjukkan rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT dan menunjukkan kegembiraan pada hari raya. 

Hadits riwayat Jabir bin Abdillah menyebutkan, Nabi SAW memiliki jubah yang beliau gunakan ketika hari raya dan hari Jumat. Dalam HR Al-Baihaki juga disebut, Ibnu Umar RA memakai pakaian terbaiknya pada kedua hari raya.

Sebelum berangkat menuju tempat sholat, seorang umat diminta makan terlebih dahulu. Adapun lebih baik bila ia memakan kurma sebelum berangkat dari rumah.

Dalam sebuah riwayat disebutkan, Rasulullah SAW sebelum berangkat sholat pada hari raya Idul Fitri memakan kurma terlebih dahulu. HR Tirmidzi juga menyebutkan, Nabi SAW tak berangkat sholat Idul Fitri kecuali setelah makan, sedangkan beliau tidak makan pada hari raya Idul Adha, kecuali setelah pulang dan makan dari hewan kurbannya.

Anas bin Malik meriwayatkan, Nabi SAW tidak berangkat ke lapangan untuk sholathari raya Idul Fitri sebelum makan beberapa kurma. Rasul SAW memakannya dalam hitungan ganjil, yakni tiga, atau lima, atau seterusnya bila ingin tambah.

Umat Muslim diminta mengeluarkan zakat fitrah sebelum melaksanakan shalat Idul Fitri. Sesuai ajaran Rasulullah SAW, seorang Muslim hendaknya mengeluarkan zakat fitrah sebelum sholatuntuk menggembirakan fakir miskin dan orang yang membutuhkan pada hari Id tersebut.

Dalam HR Bukhari-Muslim, diriwayatkan Rasulullah SAW memerintahkan umatnya mengeluarkan zakat fitrah sebelum orang-orang keluar untuk shalat. Pada hari raya Idul Fitri, hendaknya setiap Muslim bergegas menuju tempat dilakukannya shalat Id. Muslimah juga dianjurkan menuju tempat sholat walaupun dalam keadaan haid. Dengan begitu, mereka mendapat kemuliaan hari raya serta merasakan kebahagiaan bersama orang lain.

Keluar berjalan kaki untuk sholat termasuk sunnah. Hal ini juga dilakukan Nabi SAW saat keluar pada dua hari raya dengan berjalan kaki. Sholat dilaksanakan tanpa azan dan iqamat, dan pulang berjalan kaki melalui jalan lain.  (HR Ibnu Majah).

Berikutnya, selama perjalanan menuju tempat shalat disunnahkan bertakbir dengan suara keras. Bertakbir mulai keluar rumah sampai tempat sholat menjadi bagian dari syiar Islam.

Bersalaman dan saling mengucapkan selamat di antara orang yang sholat akan membahagiakan jiwa yang merasa gembira pada hari itu. Bisa pula sambil mengucapkan, "Semoga Allah menerima amal kami dan amal kalian."

Terakhir, saling berkunjung dan bersilaturahim sembari bertukar hadiah maupun makanan bisa semakin menyemarakkan hari raya. Sudah menjadi tradisi, pada hari raya setiap tetangga bertukar makanan dan hidangan. Bahkan, dianjurkan untuk memberikan hadiah bagi mereka yang tak mampu.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement