Sabtu 23 May 2020 16:53 WIB

Kemendag Gelontorkan 36.500 Ton Gula Melalui OP

Harga gula diklaim turun 10,38 persen dibandingkan bulan lalu.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ilham Tirta
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto meninjau gula.
Foto: ANTARA/DAHAYU/
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto meninjau gula.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali melaksanakan Operasi Pasar Gula di beberapa pasar rakyat. Tujuannya, menekan harga gula yang masih bergerak di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) menjelang Idul Fitri.

Kali ini, OP dilakukan di Pasar Induk Senen Jakarta, Pasar Serpong, dan Pasar Modern BSD Tangerang Selatan. Secara keseluruhan, gula yang digelontorkan lewat OP telah mencapai 36.500 ton.

Melalui kegiatan tersebut, diharapkan harga gula menjadi sesuai HET, yakni sebesar 12.500 per kilogram (kg). Diutamakan harga gula di pasar rakyat turun.

“Hari ini kami kembali melakukan OP Gula dengan harga Rp 12.500 per kg di Jakarta dan Tangerang Selatan. Maka OP Gula di sejumlah daerah telah digelontorkan gula pasir sebesar 3.200 ton, ditambah hasil pengawasan barang beredar di Malang dan Lampung, sehingga total yang sudah dilakukan OP Gula ke sejumlah daerah sebesar 36.500 ton," ujar Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dalam konferensi pers di Pasar Modern BSD Tangerang Selatan, Sabtu, (23/5).

Menurut Agus, harga rata-rata gula secara nasional telah mengalami penurunan sebesar 10,38 persen dibandingkan bulan lalu. "Harganya menjadi Rp 16.000 per kg,” jelasnya.

Agus berharap OP mampu memotong distribusi yang panjang sekaligus menekan laju melonjaknya harga gula, kendati belum semuanya tertekan sesuai HET. Langkah mempercepat penambahan pasokan, kata dia, sangat penting demi mengendalikan harga. Begitu juga dengan berkoordinasi dengan produsen sampai distributor.

“Kami membuat kesepakatan dengan produsen agar menjual gula ke distributor paling mahal Rp 11.200 per kg. Harapan kami distributor akan menjual ke pengecer akhir paling tinggi Rp 12.000/kg, sehingga ritel modern dan para pengecer bisa jual gulanya sesuai HET," jelas dia.

Agus mengakui, persoalan virus corona membuat rantai pasok menjadi tidak mudah, karena banyak negara membuat kebijakan lockdown. Hal itu turut membuat pasokan gula dari luar terhambat masuk ke dalam negeri dan menyebabkan harga gula mengalami kenaikan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement