REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis mengungkapkan, merawat silaturahim sudah seharusnya dilakukan terlebih pada momentum Idul Fitri. Adanya suasana pandemi Covid-19 dinilai bisa disiasati lewat teknologi.
Kiai Cholil menjelaskan, berbagai medium teknologi pada era digital ini bisa mendukung terjalinnya silaturahim. Dengan demikian, ujar dia, adanya keterbatasan jarak seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tak lantas menjauhkan umat Islam secara hati.
Menurut Kiai Cholil, keutamaan bersilaturahim memang sangat ditekankan dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda: “Maa min Muslimaini yataqiyani fayatashofahani illa ghufiro lahuma qabla an yaftariqa,”. Yang artinya: “Tidaklah dua orang Muslim saling bertemu kemudian berjabat tangan (bersilaturahim) kecuali diampuni dosa-dosa mereka sebelum mereka berpisah.”
Untuk itu, silaturahim dapat menghapus dosa-dosa. Sebab Allah akan segera mengampuni dosa seseorang apabila yang bersangkutan telah dimaafkan oleh orang yang pernah dizaliminya."Makanya biasa kita implementasikan, setelah lebaran kita mendapatkan ampunan dari Allah SWT, kita lanjutkan dengan salam-salaman agar dosa sesama Muslim bisa termaafkan,” ujar dia.
Silaturahim sendiri dalam Islam, beliau melanjutkan, berasal dari kata ar-rahim yang bermakna kasih dan sayang. Silaturahim bisa melintasi berbagai ikatan (ukhuwah). Antara lain ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah (kebangsaan), dan ukhuwah bashariyah (kemanusiaan).