REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Suasana takbiran yang menjadi kebiasaan umat Muslim di Kota Tasikmalaya untuk menyambut Idulfitri cenderung sepi di kawasan pusat kota. Tak ada iring-iringan kendaraan yang masuk ke kawasan pusat kota. Hanya suara takbir dari pengeras suara di masjid atau mushala.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, jalan-jalan menuju kawasan pusat Kota Tasikmalaya memang ditutup rapat oleh petugas. Hanya beberapa orang yang memiliki keperluan khusus yang diperkenankan melintas. Sementara warga yang hanya ingin berkeliling disuruh memutar balik oleh petugas.
Namun, di kawasan pingir Kota Tasikmalaya, masih dijumpai iring-iringan kendaraan yang merayakan takbiran. Bahkan, ada beberapa orang yang sengaja membawa bedug dengan mobil pikap terbuka untuk melaksanakan takbiran. Tentu saja, mereka tak diperkenankan masuk ke kawasan pusat kota, yaitu sekitaran alun-alun dan Masjid Agung Tasikmalaya.
Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman mengatakan, berdasarkan hasil pantauan di beberapa titik, tak ada banyak ditemukan kerumunan yang melaksanakan takbiran di jalan. Hal itu telah sesuai dengan imbauannya agar warga melaksanakan dari rumah atau masjid di lingkungannya masing-masing."Sangat signifikan sekali (penurunannya). Relatif beberapa jalan sepi, termasuk juga di pusat keramaian," kata dia, usai memantau beberapa ruas jalan saat malam takbiran, Sabtu (23/5) malam.
Menurut dia, warga Kota Tasikmalaya umumnya sudah memahami aturan-aturan selama pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Hal itu sesuai dengan harapan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya.
Budi mengatakan, pihaknya memang sengaja melanjutkan PSBB meski ada perayaan Idulfitri. "Kenapa PSBB tetap berlanjut? Itu semata-mata untuk memutus mata rantai Covid-19," kata dia.
Ia juga mengingatkan agar warga tetap menerapkan protokol kesehatan dalam melaksanakan shalat Idulfitri. Menurut dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya sudah memutuskan untuk tak menggelar shalat id di tingkat kota, kecamatan, dan kelurahan.