Ahad 24 May 2020 17:23 WIB

Lebaran di Tengah Pandemi, Pasar Tanah Abang Sepi

Pedagang di Tanah Abang akui jumlah pembeli jauh menurun.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Bilal Ramadhan
Suasana di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat yang tampak lengang dan sepi, Ahad (25/5).
Foto: Republika/Flori Sidebang
Suasana di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat yang tampak lengang dan sepi, Ahad (25/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suasana Lebaran di tengah pandemi virus corona memberikan pengalaman berbeda bagi umat Muslim dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Segala aktivitas yang telah menjadi tradisi dilakukan selama Hari Raya Idul Fitri, untuk saat ini ditiadakan.

Biasanya, masyarakat akan memadati pasar maupun toko-toko baju untuk berbelanja keperluan Lebaran. Namun, kepadatan itu tidak terlihat di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Berdasarkan pantauan Republika di lokasi, Ahad (24/5), suasana tampak lengang. Seluruh gerai atau lapak yang terdapat di sana terlihat tertutup. Tidak ada aktivitas jual-beli.

Kondisi ruas jalan pun terpantau sepi. Trotoar yang kerap dipenuhi pedagang kaki lima pun tampak kosong. Hanya ada segelintir pedagang minuman yang duduk sambil menawarkan aneka minuman kemasan.

Sehari sebelumnya, keramaian memang terjadi di Pasar Tanah Abang. Namun, sejumlah personel dari Satpol PP DKI, TNI, dan Polri diterjunkan ke lokasi untuk menertibkan pedagang yang masih mencoba peruntungannya dengan membuka lapak dagangan.

Sebab, seperti diketahui, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun masih memberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Tujuannya, untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Salah seorang pedagang kembang api, Ilham mengatakan, ia paham ada kebijakan PSBB yang sedang dijalankan pemerintah. Namun, ia nekat berjualan demi mengumpulkan pundi-pundi rezeki.

Meski demikian, ia mengaku, jumlah pembeli Lebaran tahun ini terbilang sepi. "Sepi banget, enggak kayak tahun-tahun sebelumnya, ramai pembeli," kata Ilham.

Dia mengungkapkan, pada tahun sebelumnya, sehari menjelang Lebaran ia mampu memperoleh penghasilan hingga jutaan rupiah. Namun, tahun ini ia hanya mendapatkan sekitar Rp 200 ribu.

Penjual kembang api lainnya, Hendra menuturkan, sebagian dari dagangannya itu merupakan sisa penjualan saat malam pergantin tahun 2020. Dia menyebut, lantaran kondisi saat ini yang sedang menghadapi pandemi virus corona, ia memilih tidak menyediakan stok dagangan yang banyak.

"Yang penting dagangan ini habis dulu. Mau nyetok banyak, tapi takut enggak habis, karena situasi kan lagi kayak gini, pasti jumlah pembeli menurun," ujar laki-laki berusia 46 tahun itu.

Hendra pun berharap agar pandemi virus corona ini segera berakhir. Sehingga dirinya dapat berdagang seperti sedia kala. "Kalau masalah virus corona ini selesai kan jadi enak, kita juga jadi bisa jualan dengan tenang kayak dulu," kata dia.

Adapun Pemprov DKI Jakarta telah menerapkan kebijakan PSBB itu sejak 10 April 2020 lalu. Bahkan, kebijakan itu kembali diperpanjang hingga 4 Juni 2020 sebagai upaya penanggulangan wabah Covid-19.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement