REPUBLIKA.CO.ID, LYON -- Olympique Lyon (OL) meminta Presiden Prancis, Emmanuel Macron untuk mengkaji ulang kebijakan boikot ajang olahraga hingga September mendatang, setelah pemerintah Spanyol sudah memberi lampu hijau untuk kompetisi sepak bola setempat pada Juni. Sedangkan di Prancis, pemerintahnya sudah menuntaskan seluruh kompetisi olahraga pada April.
Hal-hal tersebut membuat dua liga sepak bola setempat harus batal akibat pandemi virus corona. Lyon, merupakan salah satu klub yang memiliki sikap itu bersama Amiens dan Toulouse. Permintaan mereka didasari keputusan Presiden Spanyol, Pedro Sanchez yang mengizinkan kompetisi berjalan kembali.
Sanchez menyampaikan, Liga Spanyol akan dibolehkan bergulir pada 8 Juni. La Liga akan menjadi kompetisi kedua yang dipastikan berjalan setelah Bundesliga Jerman.
"Olympique Lyonnais sepakat dengan keputusan Presiden Spanyol, Pedro Sanchez. Pemerintahnya sudah mengizinkan La Liga kembali berjalan pada 8 Juni setelah Bundesliga menerapkan hal serupa," bunyi pernyataan resmi klub, dilansir Sky Sports, Ahad (24/5).
Olympique Lyonnais berharap contoh dari Spanyol dan Jerman, dapat menjadi pertimbangan bagi pemerintah Prancis. "OL sudah menghubungi Presiden Emmanuel Macron untuk mendukung semangat Prancis dalam menyikapi kompetitor lain di Eropa. Terima kasih atas seluruh kebijakannya. Prancis kini sudah melawan pandemi sambil mengizinkan latihan kembali berjalan di bawah protokol khusus. Kami berharap tetap bisa berkompetisi di level Eropa."
Lyon gagal tampil di kompetisi Eropa karena hanya berada di peringkat tujuh klasemen akhir, meski musim 2019/20 baru berjalan 28 pekan. Dengan jarak tujuh poin dari batas kualifikasi Eropa, sebenarnya Lyon masih memiliki kesempatan untuk mengakhiri liga di peringkat yang lebih tinggi.