Ahad 24 May 2020 23:00 WIB

Pentingnya Lemah Lembut dalam Muamalah

Islam mengharuskan umatnya agar bersikap dengan lemah lembut dalam bermuamalah.

Akhlak mulia (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Akhlak mulia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam selalu mendorong umatnya agar dapat meraih kebaikan sebanyak-banyaknya di dunia ini. Kebaikan merupakan sarana paling ampuh untuk menanamkan dan memantapkan akar-akar keutamaan di dalam jiwa manusia.

Orang yang melakukan kebaikan merupakan kekasih Allah. Allah SWT menerangi mereka dengan pemeliharaan-Nya dan rahmat-Nya, tanpa pernah meninggalkan sekejap pun. Firman Allah SWT, ''Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.'' (QS Al-A'raf: 56).

Baca Juga

Di antara kaidah-kaidah yang difardhukan oleh Allah dalam menggapai kebaikan adalah, kita diwajibkan agar dalam bermuamalah dengan orang lain dilakukan dengan ramah tamah, lemah lembut, dan sopan santun.

Sebaliknya, kita dilarang untuk mengucapkan kata-kata yang tidak sopan dan kasar hingga dapat menimbulkan permusuhan dan perpecahan umat. ''Allah tidak menyukai ucapan kata-kata yang tidak sopan secara terang-terangan, kecuali orang-orang yang teraniaya (yang terpaksa). Dan, Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.'' (QS An-Nisa: 148).

Karena itulah, kita selalu dianjurkan agar selalu menimbang-nimbang apa yang akan kita ucapkan. ''Tidak ada satu ucapan yang diucapkan seseorang melainkan ada di dekatnya (malaikat) pengawas yang selalu hadir (mencatat ucapan tersebut).'' (QS 50: 18).

Akhlak yang mulia serta ramah dan santun dalam bertutur kata ini merupakan sifat Rasulullah saw. Sehingga, inilah yang menjadi salah satu sebab kecintaan manusia kepada beliau.

Allah SWT menjelaskan bahwa rahmat (kasih sayang) yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad saw itulah yang menyebabkan beliau sukses dalam misinya. Karena seandainya Rasul punya sifat-sifat yang keras dan kasar, tentunya orang-orang akan lari dari beliau.

sumber : Hikmah Republika oleh Alwi Shahab
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement