Senin 25 May 2020 07:07 WIB

M Nuh Sempat Ketakutan Saat Ditetapkan Jadi Pemenang Lelang

Nuh sempat meminta perlindungan wali kota Jambi, dan sehari diperiksa polisi.

Pemenang lelang motor Gesits, M Nuh bersama Vasco Ruseimy.
Foto: Ist
Pemenang lelang motor Gesits, M Nuh bersama Vasco Ruseimy.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemenang lelang sepeda motor listrik Presiden Joko Widodo (Jokowi), M Nuh dari Kampung Manggis, Kecamatan Pasar, Kota Jambi, mengaku sempat bingung ketika pembawa acara laki-laki bertanya kepada pembawa acara perempuan yang memutuskannya sebagai pemenang. Nuh semakin heran lantaran ia disebut sebagai pengusaha asal Kampung Manggis, Jambo yang memenangkan lelang motor Gesits dengan harga Rp 2,55 miliar.

"Setelah diberi ucapan selamat oleh panitia, dia tanya cewek itu, Pak M Nuh dari Kampung Manggis, Jambi. Pengusaha ya, iya pengusaha, saya di situ sudah terkejut Pak. Saya heran kok dibilang pengusaha, saya dibilang pemenang lelang motor ini dengan harga Rp 2,55 miliar," ucap Nuh berbagi pengalamannya saat mengikuti proses lelang dalam konser amal BPIP dan MPR yang disiarkan langsung beberapa televisi pada Ahad (17/5) malam WIB.

Dari situ, istrinya langsung menepuk pundah Nuh dari belakang. Nuh menyebut, istrinya bilang ia yang memenangkan hadiah dan mendapat motor. "Langsung HP dan TV saya matiin. Takut saya," kata Nuh kepada Vasco Ruseimy yang mewawancarainya di akun channel Youtube, Macan Idealis yang diunggah pada Ahad (24/5).

Nuh mengaku, baru tahu belakangan kalau ia ditetapkan sebagai pemenang lelang, dan harus melunasi tagihan Rp 2,55 miliar. Setelah itu, ia ketakutan dan langsung membuang kartu SIM ponsel, lantaran takut dilacak oleh panitia acara konser dan aparat kepolisian. Dia pun akhirnya mengontak saudara yang bekerja sebagai operator humas di kantor wali kota Jambi, untuk menerangkan kronologis yang menimpanya.

Akhirnya, Nuh bisa bertemu wali kota Jambi untuk mengadukan peristiwa yang menimpanya, sekaligus meminta perlindungan. Nuh pun memberikan penjelasan sebenar-benarnya, lantaran ia mendapat kabar kalau pejabat-pejabat pemerintahan di Jambi sudah menggelar konferensi pers menyikapi ada warganya yang dianggap pengusaha besar dan memenangkan lelang motor RI 1.

"Saya jelaskan ke Pak Wali Kota (Syarif Fasha), saya kira itu hadiah, saya takut, orang atas entah ajudan Jokowi sudah telepon ke Jambi, baik apa Polda sudah," ucap pekerja bangunan yang sudah dua pekan ini, tidak bisa bekerja.

Setelah ada jaminan dari dia, saya langsung aja ke Polsek (Pasar). Memang sebelum itu, polisi sudah mendatangi rumah Nuh. "Saya diminta seperti biasa, saya kerja (apa), diminta keterangan, mereka gak tahu saya, cuma tahu nama saya M Nuh, Kampung Manggis," kata Nuh.

Dia mengaku, berdasarkan keterangan polisi, semua nama M Nuh di Kota Jambi ditanya apakah ikut lelang. Nuh pun khawatir, keberadaannya sudah terlacak, meski kartu SIM sudah dibuang. "Saya sudah yakin ini tak mungkin bisa lari, akhirnya saya menyerahkan diri dan membuat BAP," katanya.

Nuh pun berkata jujur kepada penyidik, kalau menyangka acara lelang itu merupakan kuis dan semacam hadiah dari Presiden Jokowi untuk masyarakat. Nuh yang merasa mendapat motor, malah dibuat pusing karena ia ternyata harus membelinya dengan harga miliaran.

"Rupanya saya yang beli, haduuuh. Di kantor polisi dari jam lima sore, sampe pulangnya besoknya, satu hari lah, ngisi keterangan. Saya takut, kasihan keluarga makanya saya jelaskan yang sebenar-benarnya, saya gak nambah-ambah, takut waktu itu. Kan nambah urusan sama hukum," kata Nuh yang memiliki lima anak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement