REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Nakhoda kapal jaring ikan KM Selgwadan Nelaka Indah, RL alias Arafik, telah dijadikan tersangka dalam musibah tenggelamnya kapal tersebut di perairan Laut Aru. Peristiwa itu mengakibatkan enam orang meninggal dunia serta tiga lainnya masih dalam pencarian.
"Tim dari Polres Kepulauan Aru akan diberangkatkan ke Batu Goyang untuk memeriksa para saksi yang selamat dalam musibah itu," kata Kasat Ops Polres Pulau Aru AKP Teddy yang dihubungi dari Ambon, Senin (25/5).
Saat ini penyidik dari Reskrim Polres Aru melakukan persiapan keberangkatan ke Batu Goyang, termasuk tim yang akan ikut membantu mencari tiga korban lainnya yang belum ditemukan. Tersangka Arafik dijerat melanggar Undang-Undang (UU) 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.
Menurut dia, para saksi di Batu Goyang ini akan dibawa ke Dobo, ibu kota Kabupaten Kepulauan Aru, bila mereka bersedia. Namun, kalau mereka keberatan, polisi akan membawa berbagai peralatan seperti laptop, printer, kertas, dan tinta guna melakukan pemeriksaan di sana.
"Saat ini juga sementara dilakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten sebab perjalanan dari Pelabuhan Dobo ke Batu Goyang sangat jauh dan memerlukan kesiapan bahan bakar minyak yang memadai," ujarnya.
Komandan Pos Polairud Dobo, Iptu Edwin Terloit, mengatakan, sebelumnya tersangka Arafik diamankan oleh seorang nelayan di Batu Goyang bernama Igo Solgaery (54). Kemudian, tersangka dijemput Muhammad Bugis (52) dari Dinas Perhubungan Kabupaten Kepulauan Aru menggunakan KM Karawira dan selanjutnya telah diserahkan ke Mapolres Pulau Aru.
Kapal jaring ikan Selgwadan Nelaka Indah berukuran 5 GT ini mengalami musibah di perairan laut Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, pada Kamis (21/5) sekitar pukul 20.00 WIT di posisi 6'.51.186 S - 134'.07.853 E.
Sepuluh orang ditemukan selamat. Enam lainnya yang meninggal dunia dan telah dimakamkan di Batu Goyang adalah Joharia Opem, Naima Solgarey, Base Kamarmir, Sapinang Kamarmir berjenis kelamin perempuan, serta dua pria lainnya atas nama Tegar dan Asrul Kamarmir. Tiga korban yang belum diketahui nasibnya dan masih dalam pencarian tim SAR gabungan adalah Risky Aditya berusia 1,8 tahun, Icha (2 tahun), serta Nur Kiki Solgarey (16).