Senin 25 May 2020 17:50 WIB

Gula Pasir Rp 18 Ribu Masih Ditemukan di Pasar Sukabumi

DPKUKM masih menemukan ada pedagang jual gula pasir di atas harga HET.

Gula pasir. Ilustrasi.
Foto: Antara/Fauzan
Gula pasir. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI, JABAR -- Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil Menengah (DPKUKM) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menemukan adanya pedagang di pasar tradisional yang menjual gula pasir di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

"Sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 58 Tahun 2018, HET untuk gula pasir Rp 12.500/kg, namun kami menemukan masih ada pedagang di pasar tradisional yang menghargainya hingga Rp 18 ribu/kg," kata Kepala Seksi (Kasi) Distribusi DPKUKM Kabupaten Sukabumi R Iwan Wirawan di Sukabumi, Senin (25/5).

Pihaknya mengakui memang cukup sulit untuk menekan harga di tingkat pedagang eceran agar sesuai HET, karena rantai niaga yang panjang akhirnya harganya melambung belum lagi ditambah pasokan dan persediaan gula pasir yang berkurang.

Menurutnya, mayoritas gula pasir yang dijual tersebut berasal dari impor dan harga di tingkat pengecer masih dalam batas kewajaran apalagi beberapa hari menjelang Idul Fitri 1441 Hijriah permintaan meningkat.

Gula pasir, lanjut dia, merupakan salah satu komoditas penting karena permintaannya tidak mengenal waktu atau momen tertentu saja seperti pada perayaan Idul Fitri atau hari besar keagamaan lainnya. Oleh karena itu persediaannya harus mencukupi, apalagi gula pasir juga digunakan oleh berbagai industri, terutama Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bergerak di sektor kuliner.

"Kami sudah berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Badan Urusan Logisti (Bulog) untuk menstabilkan harganya melalui operasi pasar, untuk waktunya masih dalam pembahasan," tambahnya.

Di sisi lain Iwan mengatakan dari hasil pemantauan untuk harga gula pasir yang dijual di pasar modern/swalayan tidak ada yang melebihi HET, karena jika ditemukan melebihi dari harga yang ditentukan maka akan ada sanksi mulai dari teguran hingga pencabutan izin usaha.

Selain itu, kata dia, setelah Lebaran pengawasan pun akan terus dilakukan guna menekan penimbunan gula pasir.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement