REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Nawir Arsyad Akbar
Pandemi virus Covid-19 atau corona rupanya sangat mengubah pola hidup masyarakat, termasuk dalam beribadah. Meski kebanyakan berdampak negatif, rupanya pandemi ini menjadi hikmah dan sarana belajar bagi sejumlah orang pada Idul Fitri 1441 H.
Khususnya bagi para suami atau kepala keluarga yang menjadi belajar bagaimana menjadi seorang imam sholat Idul Fitri. Apalagi untuk mereka yang berada di zona merah penyebaran virus Covid-19.
Salah satunya adalah Muhammad Hasan (33), warga Rawamangun, Jakarta Timur, yang menikah lima tahun lalu. Ia menceritakan, ini merupakan pengalaman pertamanya menjadi imam shalat Idul Fitri.
"Sempat ada perasaan gugup, grogi, dalam hati selalu kepikiran bisa atau tidak ya (jadi imam sholat Idul Fitri). Karena shalat ini kan berbeda dengan sholat lima waktu," ujar Hasan, Ahad (24/5).
Sebelum Lebaran pun ia mencari informasi di internet, tata cara shalat Idul Fitri. Beruntungnya hal tersebut tersedia, sehingga memudahkan Hasan dalam pelaksanaannya.
"Di internet rupanya banyak, termasuk contoh khutbah. Walaupun khutbah boleh tidak ada pas shalat Id di rumah, tapi saya niatin juga untuk belajar," ujar Hasan.
Setelah shalat Idul Fitri, gugup yang Hasan rasakan sebelumnya tak sebesar yang dipikirkannya. Menurutnya, ini hikmah tersendiri baginya di tengah pandemi Covid-19.
Di mana menjadi imam shalat Idul Fitri bagi istri dan adik-adiknya tak semudah dan sesulit yang dipikirkan. Dan akhirnya, ia belajar dari hal tersebut.
"Orang imamin shalat kita lihat mudah dan biasa aja, tetapi saat dipraktikkan rasanya berbeda. Idul Fitri ini juga jadi tempat belajar untuk menghargai perbuatan seseorang," ujar Hasan.
Cerita berbeda dibeberkan Fariz Ridanto (27), yang menjadi imam shalat Idul Fitri untuk istri, ibu, dan dua adik perempuannya. Warga Cakung, Jakarta Timur itu menceritakan, sebelum Lebaran ia nekat mengajak keluarganya melaksanakan shalat Idul Fitri di Bekasi, Jawa Barat.
Pasalnya, sejumlah kelurahan di Bekasi diizinkan untuk melaksanakan sholat Idul Fitri di masjid. Tetapi, hal tersebut diurungkannya karena sejumlah alasan.
"Motor cuma ada dua, jadi tidak bisa bawa semuanya untuk ke sana. Kalau saya sama istri doang, kasihan ibu dan adik saya tidak ada yang imamin di rumah," ujar Fariz.
Melihat dirinya yang harus menjadi imam shalat Idul Fitri di rumah, ia pun menanyakan tata caranya kepada ustadz yang berada di komplek perumahannya. Dari situ Fariz menyadari, pelaksanaanya tak begitu sulit.
"Yang saya takut itu salah saat menghitung takbir, karena rakaat pertama itu kan tujuh takbir. Setelah itu semua bisa, walaupun saya pakai surat pendek, tak sepanjang imam yang biasanya," ujar Fariz.
Khutbah yang ia sampaikan juga dinilai terasa spesial. Karena ia dapat menyelipkan pesan khusus kepada anggota keluarganya yang menjadi makmum shalat Idul Fitri.
Meskipun pandemi ini terpaksa merenggut niatnya untuk mudik ke Pekalongan, Jawa Tengah. Tetapi setidaknya, ia belajar sesuatu pada Idul Fitri tahun ini.
"Ya, khutbahnya jadi terasa personal. Karena kita bisa memberi nasihat kepada istri dan adik. Jadi lebih dekat juga dengan keluarga," ujar Fariz.
Hal senada juga diceritakan Wahyu Bakti (27), yang baru menikah delapan bulan yang lalu. Ini menjadi Idul Fitri pertama dengan istrinya, sekaligus imam sholat Idul Fitri di rumah kontrakannya yang berada di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan.
Lewat pandemi ini, ia jadi sadar bahwa masih banyak hal yang tak ia ketahui dalam beribadah. Momen Idul Fitri di tengah pandemi ini, akhirnya dilihatnya sebagai salah satu sarana untuknya belajar.
"Belajar cukup banyak hal, rupanya shalat id boleh di rumah, jadi tahu caranya khutbah. Walau sempat tidak mau saya, bukan takut, tapi lebih merasa tidak pantas saja," ujar Wahyu.
Idul Fitri di tengah pandemi juga jadi momentum untuk lebih memahami istrinya. Sebab, Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini jadi pengalaman pertamanya bersama orang tercinta.
"Sahur bareng itu begini toh, ini rasanya dimasakin sama istri. Ini rasanya jadi imam shalat tarawih, shalat id bareng istri," ujar Wahyu yang sesekali tertawa menceritakan pengalamannya.