REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Amerika Serikat (AS) menjadi negara dengan jumlah kasus infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) terbesar di dunia saat ini. Hal itu tampaknya membuat media The New York Times memilih cara tersendiri untuk menghormati para korban atau orang-orang yang kehilangan nyawa selama pandemi berlangsung.
Pada edisi Ahad (24/5) kemarin, dalam dua halaman pertama surat kabar, muncul daftar obituari yang mewakili satu persen dari hampir 100 ribu kematian selama wabah Covid-19 berlangsung di AS. Di sana, dicantumkan nama, usia, tempat asal, dan pekerjaan, hingga hobi serta beberapa fakta yang dikenal baik tentang orang-orang tersebut.
"Angka saja tidak mungkin mengukur dampak Covid-19 di Amerika, apakah itu jumlah pasien yang dirawat, pekerjaan yang terputus, atau kehidupan yang singkat. Ketika negara itu mendekati tonggak sejarah suram dari 100 ribu kematian yang disebabkan oleh virus, The New York Times menjelajahi obituari dan pemberitahuan kematian para korban. Sebanya 1.000 orang di sini mencerminkan hanya satu persen dari jumlah korban,” demikian yang ditulis pada halaman depan The New York Times, dikutip Variety, Senin (25/5).
Selain itu, The New York Times juga memungkinkan orang-orang menelusuri daftar para korban secara kronologis sejak mulai pertengahan Maret lalu. Hampir 100 ribu kematian dalam tiga bulan mewakili rata-rata lebih dari 1.100 kematian per hari di Amerika Serikat (AS).
Jumlah kasus Covid-19 di AS yang dikonfirmasi hingga Senin (25/5) adalah 1.686.436 dengan kematian yang mencapai 99.300. Sementara itu, jumlah pasien yang dinyatakan pulih adalah 451.702 orang.
Meski demikian, belum ada kasus Covid-19 terbaru yang dilaporkan dalam beberapa waktu terakhir. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Ahad (24/5) juga mengatakan bahwa jumlah kasus dan kematian akibat akibat infeksi virus corona jenis baru di seluruh wilayah negara itu telah menurun.