Selasa 26 May 2020 01:55 WIB

BMKG: DIY Masih Berpotensi Hujan Hingga Juni

Meski telah memasuki awal kemarau, Yogyakarta masih berpotensi diguyur hujan.

Red: Yudha Manggala P Putra
Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjuk peta sebaran awan dan potensi hujan hasil penginderaan Satelit Palapa C2. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjuk peta sebaran awan dan potensi hujan hasil penginderaan Satelit Palapa C2. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menyebutkan meski telah memasuki awal musim kemarau, Daerah Istimewa Yogyakarta masih berpotensi diguyur hujan hingga Juni 2020.

"Selama awal musim kemarau ini potensi terjadinya hujan masih berpeluang muncul dengan akumulasi hujan berkisar 20 sampai 40 mm per dasarian," kata Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Staklim Mlati Etik Setyaningrum di Yogyakarta, Senin (25/5).

Menurut dia, berdasarkan hasil monitoring curah hujan di DIY terlihat sebagian wilayah sudah memasuki awal musim kemarau seperti Gunungkidul bagian selatan. Sedangkan sebagian besar wilayah DIY lainnya seperti Sleman, Bantul, Kulon Progo, serta Kota Yogyakarta akan memasuki awal musim kemarau hingga akhir Mei 2020.

"Suatu daerah dikatakan sudah memasuki musim kemarau apabila curah hujan dalam satu dasarian kurang dari 50 mm diikuti beberapa dasarian berikutnya secara konsisten dan berkelanjutan," kata dia.