Selasa 26 May 2020 09:25 WIB

Mendongkrak Employee Engagement

Di mata para pendiri DataOn, Indonesia dipandang sebagai negara potensial.

Rep: Business Update (swa.co.id)/ Red: Business Update (swa.co.id)
KI-KA: ANGELINA, HR Supervisor PT Indodev Niaga Internet; YUS WADI, Direktur Operasi PT Indodev Niaga Internet dan  NATHASSYA KURNIAWAN, Marketing Communication PT Indodev Niaga Internet.
KI-KA: ANGELINA, HR Supervisor PT Indodev Niaga Internet; YUS WADI, Direktur Operasi PT Indodev Niaga Internet dan NATHASSYA KURNIAWAN, Marketing Communication PT Indodev Niaga Internet.

Nama DataOn kini sudah cukup dikenal sebagai penyedia solusi Human Resource Information System (HRIS). Perusahaan ini didirikan pada 1999 oleh Gordon James Enns dan Casey Kim. DataOn terus berkembang secara organik, hingga sekarang memiliki lebih dari 300 kar­yawan. Di mata para pendiri DataOn, Indonesia dipandang sebagai negara potensial. Tak mengherankan, setahun setelah berdirinya, Indonesia dipilih sebagai lokasi pengembangan teknologi dan operasi bisnisnya, dengan menggunakan nama PT Indodev Niaga Internet.

Mulanya, DataOn bergerak di bisnis penyediaan solusi pengembangan website. Kemudian, secara bertahap menjalankan bisnis software dan menambah variasi produk, seperti ERP, supply chain management, dan HRIS dengan lini brand SunFish. Rupanya, perjalanan DataOn di bisnis software HRIS dengan produk unggulannya, yaitu SunFish HR, berjalan sang­at baik. Kini, solusi dari SunFish HR yang menjadi web-based HRIS dapat terintegrasi dengan GreatDay HR yang menjadi HRIS mobile apps.

Kini, SunFish HR telah digunakan oleh lebih dari 2.000 perusahaan ternama di seluruh dunia. Sebagai perusahaan yang sukses memasarkan solusi HR terintegrasi, bukan berarti DataOn tak menghadapi tantang­an dalam mengelola SDM-nya.

Menurut Yus Wadi, Direktur Operasi PT Indodev Niaga Internet, di kala perusahaan sedang tumbuh, pihaknya justru menemui sejumlah tantangan terkait people. “Seiring DataOn tumbuh, atmosfer kekeluargaan kami memudar. Sikap awal perjuangan untuk membangun perusahaan berubah menjadi perjuangan harian dengan pekerjaan yang repetitif,” ungkap Yus. Sebagai  dampaknya, tingkat turnover karyawan meningkat, produktivitas berkurang, dan kepuasan pelanggan sempat terjadi penurunan.

Untuk mengatasi permasalahan itu, langkah pertama yang dilakukan perusahaannya adalah berinvestasi pada people. Caranya, dengan membangun working environment dan insentif yang menarik. “Kami merasa bahwa jika karyawan memandang perusahaan peduli terhadap lingkungan kerja dan kontribusi mereka, mereka akan berkomitmen untuk memberikan solusi terbaik bagi pelanggan kami,” kata Yus di hadapan para juri HR Excellence 2020.

Upaya mengembangkan lingkungan kerja yang menarik tersebut yaitu dengan membangun kantor baru dengan konsep open space, modern, eco-friendly, dan high technology. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan suasana komunikatif. Perusahaan pun berinisiatif menyediakan free lunch untuk karyawan. Harapannya, me­reka bisa menghabiskan waktu makan bersama rekan kerja dan pada gilirannya membangun hubungan kerja yang lebih baik.

Di samping itu, perusahaan juga menyediakan fasilitas pendukung lain, seperti fasilitas gym dan ruang serba guna, agar bisa menghadirkan suasana work-life balance saat karyawan berada di kantor. Yang tak kalah penting, perusahaan merancang complex project incentive system dalam hal pembagian bonus kepada karyawan di semua level, yang didasari perhitungan kombinasi pencapaian perusahaan dan kinerja individu.

Konsep insentifnya adalah mengalokasikan setiap project kepada tim inti dan supporting members. Jika project tersebut berhasil meraih achievement berdasarkan ukuran yang sudah disepakati, insentif akan diberikan untuk tiap tiga bulan. Insentif   itu dilihat dari data yang mereka  laporkan, yang juga akan terkait dengan kenaikan gaji mereka setiap tahunnya. Dari situ, menurut Yus, dampaknya kemudian terlihat pada engagement survey karyawan yang menunjukkan tren sang­at positif. Produktivitas pun diklaim bisa meningkat rata-rata hingga 90%. Agar lebih objektif, diukur juga customer satisfaction secara digital kepada klien DataOn.

Indikator pengukurannya mulai dari stabilitas dan performa produk, serta customer journey mulai dari tahap penjualan, implementasi, hingga pasca penjualan. “Kami juga melihat dari service level agreement, di mana antara response dan re­solustion harus bergerak secara seimbang. Hasilnya, kepuasan pelanggan kami meng­alami peningkatan,” kata Yus, bangga.

Meski demikian, diakui Yus, pihaknya masih menjumpai tantangan dalam hal turnover dan kompetensi, terutama untuk karyawan baru. Ia menilai hal ini karena belum terbangunnya loyalitas terhadap perusahaan.

Namun, ia mengklaim, kar­yawan yang sudah bekerja lebih dari dua tahun umumnya dapat dipertahankan dengan baik oleh perusahaan. Yus menegaskan bahwa aspek employee engagement tetap menjadi prioritas bagi perusahaan. Alasannya, memiliki karyawan yang termotivasi dan produktif akan memberikan hasil terbaik bagi perusahaan.

Yus meyakini, di samping remunerasi atau kompensasi, ada beberapa faktor lain yang akan mendorong motivasi karyawan. Ia tak menyangkal, hal pertama karyawan perlu merasa aman secara finansial. “Berikutnya, yang penting adalah menjamin career development melalui program pelatihan, pendidikan, dan transfer of knowledge, sehingga akan menimbulkan rasa bangga kepada tempat kerja dan apa yang dilakukannya,” ia memaparkan.

Tentu saja, solusi SunFish HR dan GreatDay HR juga diimplementasikan di perusahaan ini. “Moto kami adalah melakukan transaksi bisnis melalui teknologi,” kata Yus. Dengan menggunakan solusi SunFish HR, Yus menjelaskan, karyawan dapat dengan mudah mengelola data personalnya, melaporkan kehadiran, mengajukan cuti, melihat slip gaji, mengajukan klaim penggantian biaya, dan hal-hal yang berkaitan dengan HR lainnya. Semua pengguna menerima informasi dan peng­umuman perusahaan, memiliki pengingat tentang status kehadiran atau status karyawan, dan dapat melakukan posting media sosial secara internal.

Melalui sistem ini pula, perusahaan membuka kesempatan bagi karyawan untuk mengemukakan pendapat. Sebaliknya, perusahaan pun dapat melakukan survei ke karyawan. Masukan dan aspirasi ini, kata Yus, akan dipertimbangkan manajemen saat mengambil keputusan. Dalam mendukung komunikasi yang lebih baik, konsep media sosial terintegrasi sudah disediakan.

Dengan sistem ini, komunikasi menjadi lebih terstruktur, dan menghasilkan data yang dapat diakumulasi menjadi sebuah dasar untuk menjalankan social  performance  management. Tentang solusi SunFish HR dan GreatDay HR, menurut Yus, ke depannya DataOn akan secara aktif menambahkan fitur-fitur yang berkontribusi dalam meningkatkan employee engagement dan financial technology (fintech).

Harapannya, solusi SunFish HR dan GreatDay HR yang komprehensif ini juga bisa memenuhi kebutuhan kar­yawan dari semua jenis perusahaan.§

Author : Jeihan K. Barlian & Anastasia A. Suksmonowati

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement