REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Ratusan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, tidak berkesempatan untuk mudik pada Hari Raya Idul Fitri kali ini lantaran pandemi wabah Covid-19. Rektor UMS Sofyan Anif memberikan bingkisan lebaran pada mahasiswa yang masih tinggal di indekos dan asrama di sekitar kampus tersebut pada Sabtu (23/5).
Rektor berkeliling keluar masuk indekos dan asrama mahasiswa di sekitar dengan mengendarai sepeda motor. Selain memberikan bingkisan lebaran, Rektor juga berdialog dengan para mahasiswa yang ditemuainya di indekos dan asrama.
Sebelum keliling ke indekos, dari kediamannya Rektor mampir dulu ke kantor Lazismu UMS untuk menyerahkan bingkisan kepada Ketua Lazismu UMS, Mahasri Shobahiya sebagai tanda dimulainya program pemberian bingkisan lebaran.
Selanjutnya, Sofyan Anif berkunjung ke indrkos mahasiswa di sekitar kampus, dilanjutkan ke Pesantren Mahasiswa Internasional KH Mas Mansur, dan rute terakhir di Pondok Pesantren Hj Nuriyah Shobron UMS.
"Yang saya temui hanya beberapa perwakilan mahasiswa, lainnya diteruskan oleh Lazismu karena jumlahnya ratusan mahasiswa yang tidak mudik. Saya ingin mengetahui juga secara langsung dengan mereka mengapa tidak mudik, dan apakah punya persoalan terutama logistik saat tidak mudik ini. Ternyata mereka sangat terbantu dengan program-program dari Lazismu UMS seperti pemberian voucher makan dan lainnya," kata Rektor seperti tertulis dalam siaran pers, Senin (25/5).
Dari penelusuran Lazismu UMS, ada ratusan mahasiswa yang tidak bisa mudik karena pandemi wabah Covid-19 ini. Pembagian bingkisan lebaran tersebut bentuk kepedulian UMS kepada mahasiswanya. Sebelumnya, kurang lebih sekitar 363 mahasiswa mendapat bantuan voucher berbuka dan sahur selama bulan Ramadhan penuh.
Ketua Lazismu UMS Mahasri Shobahiya menjelaskan, UMS memberikan 189 bingkisan pada mahasiswanya yang tidak mudik. "Kami menyadari saat hari Lebaran dan beberapa hari setelahnya banyak warung makan yang tutup. Maka bingkisan ini kami harap dapat menyambung hidup mahasiswa. Semoga mahasiswa tetap ceria meskipun tidak mudik," jelasnya.
Bingkisan tersebut berisi beras 2,5 kilogram, abon pedas dan manis, Energen, kopi, kerupuk rambak, gula pasir, teh celup, dan Vitamin C. "Kami perhitungkan, kurang lebih bisa untuk bahan konsumsi mahasiswa selama 10 hari ke depan," lanjutnya.
Alasan bingkisan tersebut dibagikan satu hari sebelum lebaran, untuk meringankan mahasiswa yang tidak mudik ke kampung halaman. Hal itu dilakukan untuk mendukung program pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19.