Selasa 26 May 2020 09:45 WIB

WHO Peringatkan Gelombang Kedua Pandemi Covid-19

Dunia saat ini masih berada di tengah-tengah gelombang pertama Covid-19

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
 Petugas medis membawa seorang pasien virus corona di Rumah Sakit Dr. Ernesto Che Guevara di Marica, Brasil, Kamis (21/5). Dunia saat ini masih berada di tengah-tengah gelombang pertama Covid-19.
Foto: Leo Correa/AP
Petugas medis membawa seorang pasien virus corona di Rumah Sakit Dr. Ernesto Che Guevara di Marica, Brasil, Kamis (21/5). Dunia saat ini masih berada di tengah-tengah gelombang pertama Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan kemungkinan datangnya gelombang kedua pandemi Covid-19. Dunia saat ini masih berada di tengah-tengah gelombang pertama karena peningkatan kasus virus corona di Amerika Tengah dan Selatan, serta Asia Selatan dan Afrika masih tinggi.

Keterangan itu disampaikan Kepala Kedaruratan WHO Mike Ryan, Senin (25/5). Ryan mengatakan epidemi penyakit sering kali tidak datang hanya dalam satu gelombang saja.

Baca Juga

Kemungkinan, pandemi virus corona gelombang kedua bisa datang pada akhir tahun di negara-negara yang mulai mereda. Jumlah kasus pada gelombang dua bisa meningkat lebih cepat jika langkah-langkah pencegahan dihentikan terlalu cepat.

"Kita juga harus menyadari fakta bahwa penyakit ini dapat melonjak kapan saja. Kita tidak dapat membuat asumsi bahwa hanya karena penyakit sedang dalam perjalanan sekarang ini akan terus turun dan kita mendapatkan beberapa bulan untuk bersiap-siap untuk gelombang kedua. Kita mungkin mendapatkan puncak kedua dalam gelombang ini," kata Ryan.

Ryan mengatakan, negara-negara Eropa dan Amerika Utara harus terus menerapkan langkah-langkah pencegahan dan pengawasan yang komprehensif untuk menekan jumlah kasus infeksi virus corona. Apabila mereka lalai, maka kemungkinan jumlah kasus pada gelombang kedua bisa meningkat lebih tajam daripada gelombang pertama.

"Ketika berbicara tentang gelombang kedua yang kita maksud adalah gelombang pertama itu masih ada, penyakit itu telah reda kemudian muncul lagi berbulan-bulan kemudian. Ini mungkin bisa menghantam beberapa negara dalam waktu beberapa bulan," kata Ryan.

Sejumlah negara Eropa dan negara-negara bagian Amerika Serikat telah mengambil langkah untuk melonggarkan lockdown selama beberapa pekan terakhir. Pelonggaran tersebut bertujuan mengembalikan kegiatan ekonomi yang telah anjlok selama pandemi berlangsung.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement