REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kaimantan Barat (Kalbar) Yuliardi Qamal berharap setelah Lebaran aktivitas hotel kembali diperbolehkan oleh pemerintah daerah. Dengan demikian ada pemasukan dari industri jasa tersebut.
"Sejak ada wabah Covid-19 jasa industri perhotelan dan restoran di mana pun termasuk Kalbar sangat terpukul. Kita harap setelah Lebaran ini aktivitas jasa perhotelan dan restoran kembali normal atau diperbolehkan," ujar Yuliardi di Pontianak, Selasa.
Menurutnya selama ini bahkan sejumlah hotel anggotanya menghentikan operasional baik pelayanan jasa kamar maupun restoran. Selain memang jumlah tamu kurang juga karena ada kebijakan pemerintah yang membatasi.
"Prinsipnya kami mendukung upaya pemerintah dalam pemutusan rantai wabah Covid-19. Namun, ketika Ramadhan kami tidak boleh membuka restoran. Dengan demikian tidak ada pemasukan dari hotel kami," katanya.
Untuk ke depan, kata dia, pihaknya siap menerapkan protokol kesehatan dengan maksimal dan ketat ketika diperbolehkan kembali untuk beroperasi secara normal. "Kita dibolehkan untuk buka dan siap untuk menerapkan protokol kesehatan sehingga bisnis perhotelan dan lainnya bisa berjalan," jelas Yuliardi.
Menurut dia dibukanya aktivitas hotel akan mampu menggerakkan ekonomi masyarakat. Karyawan yang dirumahkan akan kembali bekerja. Bahan baku dari petani untuk restoran dan lainnya membuka pasar secara luas sehingga produk dari petani terserap.
"Bisnis perhotelan ini lengkap. Kita bukan hanya mendatangkan tamu atau melayaninya saja namun di belakang itu banyak terlibat. Kita menyerap tenaga kerja, membeli produk hasil pertanian dan lainnya untuk kebutuhan hotel. Dengan begitu ekonomi masyarakat dan daerah tumbuh. Kalau di Kota Pontianak, sektor perhotelan dan restoran penyumbang pendapatan asli daerah atau PAD yang besar," katanya.