REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bertepatan hari pertama masuk setelah libur Lebaran, Pemkab Sleman, DIY, menggelar acara Syawalan. Beda dari tahun-tahun lalu yang biasanya digelar meriah dengan busana-busana daerah, pada Syawalan 1441 Hijriah digelar secara sederhana.
Syawalan hanya diikuti pegawai-pegawai Setda Sleman. Hal ini dilakukan karena masih masa tanggap darurat bencana yang diberlakukan di DIY, sebagai langkah pencegahan penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Bupati Sleman, Sri Purnomo mengatakan, Syawalan kali ini memang dilaksanakan secara simbolis saja. Yaitu, menangkupkan kedua telapak tangan di depan dada tanpa harus saling bersentuhan fisik.
"Meski hanya diikuti pegawai-pegawai yang ada di lingkup Setda Sleman, namun Syawalan ini mewakili ASN-ASN di Kabupaten Sleman," kata Sri, Selasa (26/5).
Ia menuturkan, sejumlah kegiatan Syawalan juga ditiadakan tahun ini. Salah satunya silaturahim ke kediaman tokoh-tokoh masyarakat dan ulama-ulama yang biasanya dilakukan bupati, wakil bupati, sekda, dan Forkopimda.
Sri berharap, semua bisa menghadapi kondisi ini dengan sabar, sekaligus tetap mematuhi anjuran-anjuran pemerintah. Ia turut berpesan agar ASN-ASN menjadikan Idul Fitri momentum mendorong semangat menjalankan pekerjaan.
"Walaupun dengan adanya virus ini mengubah kebiasaan kita yang lama, namun prinsipnya kita Pemkab Sleman akan memberikan pelayanan sebaik-baiknya bagi masyarakat," ujar Sri.