REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah Kota Wuhan, China, telah melakukan lebih dari 6,5 juta tes Covid-19 terhadap warganya. Hal itu dilakukan hanya dalam waktu kurang dari 10 hari, yakni antara 14 dan 23 Mei.
Dilansir laman Xinhua, Senin (25/5), Komisi Kesehatan Kota Wuhan mengatakan pada Sabtu (23/5) pekan lalu, mereka melakukan lebih dari 1,1 juta tes Covid-19. Angka itu lebih dari 15 kali dibandingkan pada 14 Mei.
Jumlah tes terbanyak dilakukan pada 22 Mei. Saat itu, otoritas kesehatan Wuhan melakukan lebih dari 1,4 juta tes asam nukleat. Komisi Kesehatan Wuhan mengatakan semua tes itu bersifat sukarela dan gratis. Namun prioritas diutamakan kepada warga yang tinggal di dekat klaster baru Covid-19, yakni sebuah kompleks perumahan bernama Sanmin dan area padat penduduk.
Pada 9 Mei lalu, Wuhan melaporkan satu kasus baru Covid-19. Itu merupakan kasus pertama yang tercatat di kota itu sejak 3 April. Warga yang positif terinfeksi itu tinggal di kompleks perumahan Sanmin. Empat orang yang juga tinggal di sana kemudian turut dinyatakan terinfeksi Covid-19. Otoritas kesehatan Wuhan segera menetapkan tempat tersebut sebagai klaster baru Covid-19.
Pascapenemuan kasus-kasus tersebut, Wuhan memperluas pengujian Covid-19 terhadap warganya. Selain menyaring kembali warga yang kemungkinan terinfeksi, pengujian dilakukan untuk lebih memahami jumlah kasus tanpa gejala. Wuhan memang masih terus melaporkan penemuan kasus tanpa gejala. Ini menimbulkan kekhwatiran publik karena kota itu telah membuka kembali aktivitas bisnis, termasuk pabrik, dan pendidikan.
Sejak Desember tahun lalu, Wuhan melaporkan lebih dari 50 ribu kasus Covid-19 dengan korban meninggal sedikitnya 3.860 jiwa.