Selasa 26 May 2020 18:31 WIB

Emil Gelar Silaturahmi Online dengan Keluarga Besarnya

Menurut Emil warga yang tidak mudik adalah patriot bangsa

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) mengadakan open house secara daring dari rumah dinasnya di Kota Bandung, Ahad (24/5). Dalam open house secara daring tersebut, Emil menyapa tokoh masyarakat lintas agama, kepada desa, relawan, dan petugas di check point PSBB
Foto: Humas Pemprov Jabar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) mengadakan open house secara daring dari rumah dinasnya di Kota Bandung, Ahad (24/5). Dalam open house secara daring tersebut, Emil menyapa tokoh masyarakat lintas agama, kepada desa, relawan, dan petugas di check point PSBB

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Cucu KH Muhyiddin (Mama Pagelaran) sekaligus Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengikuti silaturahmi dalam jaringan (online) via video conference dengan Keluarga Besar Bani Muhyiddin Pagelaran, dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (26/5).

Menurut Ridwan Kamil, silaturahmi sebagai salah satu wasiat Mama Pagelaran adalah momen mahal di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Maka, ia mengajak Bani Muhyiddin untuk bersyukur atas segala nikmat yang diberikan.

Baca Juga

"Nikmat Allah masih hadir bagi keluarga Bani Muhyiddin," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

Menurut Emil, keluarganya harus bersyukur karena pertama diberikan nikmat umur, tetap bisa beribadah puasa dan shalat Idulfitri. Kedua, nikmat kesehatan, tidak ada kabar keluarga Bani Muhyiddin yang terkena Covid-19. "Semoga dengan disiplin kita jauh dari keterpaparan virus," kata Emil.

Ketiga, kata dia, nikmat silaturahmi, rutinitas bertemu bertahun-tahun, sekarang (dalam pandemi) terasa mahalnya. "Kita sekarang susah payah hanya ingin melihat wajah kerabat, saudara," katanya.

Emil pun berharap, silaturahmi Keluarga Besar Bani Muhyiddin yang digagas Pengurus Pesantren Pagelaran ini bisa menunjukkan rasa persaudaraan yang kuat dalam keluarga besar salah satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU) itu.

Di hadapan sepuh, putra/putri, cucu, buyut, hingga bao Mama Pagelaran, Emil turut menyampaikan perkembangan penanggulangan Covid-19 di Jabar agar mereka bisa menyampaikannya kembali ke lingkungan sekitar.

Menurut Emil yang menjabat Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar ini, pihaknya terus melakukan pencegahan dan pelacakan untuk menanggulangi Covid-19.

"Pertama, pencegahan, terdiri dari pakai masker, jaga jarak, dan jauhi kerumunan. Sebagai gubernur, saya harus memastikan 50 juta jiwa (warga Jabar) sehat dan selamat," kata Emil.

Kedua, kata dia, pelacakan dengan rapid test (RDT) dan swab (PCR), sampai hari ini (Jabar) baru sanggup 150 ribu (tes). Dari tes, ditemukan pusat (persebaran) di Jabodetabek dan Bandung Raya, maka PSBB pertama di dua daerah tersebut, lalu diberlakukan di seluruh Jabar. "Hasilnya adalah situasi yang menggembirakan, walau (penularan) tidak bisa nol," katanya.

Dari evaluasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Tingkat Provinsi Jabar selama 6-20 Mei 2020, diputuskan bahwa PSBB dilanjutkan secara proporsional hingga 29 Mei mendatang dengan diskresi masing-masing bupati/wali kota.

Adapun tiga daerah berada di Level 4 (Zona Merah) yakni Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, dan Kota Cimahi. Selain itu, terdapat 19 kabupaten/kota di Level 3 (Zona Kuning) dan lima kabupaten/kota di Level II (Zona Biru).

"Yang level (zona) merah harus tetap siaga. Yang (zona) kuning kegiatan boleh 60 persen, yang (zona) biru (kegiatan) bisa 90 persen asal tetap pakai masker dan jaga jarak," kata Emil.

Emil pun melaporkan, secara umum tren Jabar dalam menangani pandemi ini cukup positif, di antaranya merujuk jumlah pasien di rumah sakit yang menurun sejak akhir April, angka kematian menurun, serta indeks penularan virus turun dari angka 3 ke 1.

"Kami (Provinsi Jabar) akan evaluasi minggu ini, karena di seluruh Indonesia (termasuk Jabar) orang berkerumun beli baju Lebaran, tidak peduli antrean. Jadi kita lihat apakah berita positif (penanggulangan Covid-19 di Jabar) bisa dijaga," paparnya.

Emil pun berujar, warga yang tidak mudik adalah patriot bangsa. Karena, saat ini semua tengah berperang melawan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 dengan dokter dan tenaga kesehatan sebagai garda terdepan. Selain itu, bela negara dilakukan sesuai kemampuan masing-masing.

"Bela negara dengan harta yakni sumbang APD, sembako. Dengan ilmu, bikin ventilator, rapid test. Dengan tenaga, jadi relawan. Sisanya, bela negara dengan disiplin, jauhi kerumunan," kata Kang Emil.

Adapun KH Muhyiddin atau Mama Pegelaran adalah Kiai NU dan panglima Hizbullah di wilayah Purwakarta/Subang pada zaman perjuangan. Sosoknya sempat ditahan Belanda karena membawa santri-santri berjuang melawan Belanda.

Hingga Selasa (26/5), tercatat 963 orang keluarga besar Bani Muhyiddin, termasuk Kang Emil. Wasiat Mama Pagelaran yang utama di antaranya yakni jangan pernah meninggalkan shalat dan silaturahmi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement