REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Managing Director Silverstone Stuart Pringle menyatakan rencana dua balapan Grand Prix Britania terancam diundur hingga Agustus apabila pemerintah Inggris Raya menuntut kewajiban karantina selama 14 hari. Dilansir AFP, Selasa (26/5), rencana dua balapan di Sirkuit Silverstone itu terancam kacau saat pemerintah menolak memberikan pengecualian bagi Formula 1 (F1) dari kewajiban isolasi dua pekan bagi siapa pun yang datang ke negara tersebut mulai 8 Juni.
Penyelenggara F1 berencana memulai dua balapan musim ini secara tertutup di Austria pada 5 Juli, diikuti dua Grand Prix di Silverstone sepekan kemudian. Silverstone diharapkan dapat menyelenggarakan dua balapan di akhir pekan secara beruntun tanpa kehadiran penonton.
"Kami awalnya berencana untuk menggelar balapan pada pertengahan hingga akhir Juli, namun kami memiliki kelonggaran pada Agustus. Saya pikir itu tidak akan menjadi masalah untuk menemukan tanggal baru untuk kedua balapan itu," kata Pringle kepada Sky Sports.
"Yang kami butuhkan adalah lampu hijau dari pemerintah dan itu butuh waktu. Formula 1 butuh pengecualian (aturan karantina)," katanya menambahkan.
Untuk Silverstone, kata dia, kemungkinan bisa saja diundur ke Agustus. Tetapi penting ada kejelasan tentang situasi karantina sebelumnya. Apabila tidak ada pengecualian, aturan karantina dapat berdampak besar pada sisa musim Formula 1.
Bagaimanapun Pringle tetap yakin solusi atas masalah tersebut akan segera ditemukan dalam beberapa pekan ke depan.
"Kami masih berhubungan dengan pemerintah, tapi saya diminta agar ada kemajuan. Ini akan memakan waktu beberapa pekan, rasanya kita sudah bergerak ke arah yang benar," ujar dia.