Selasa 26 May 2020 19:17 WIB

Pemudik Karawang Langsung Masuk ODP

Transmisi virus corona di daerah asal para pemudik masih tinggi.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Ilham Tirta
Pemudik (ilustrasi).
Foto: ANTARA/adeng bustomi
Pemudik (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Juru bicara tim gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kabupaten Karawang, Fitra Hergyana mengatakan, dalam waktu dekat diprediksi ada gelombang arus balik dari para pemudik yang tetap nekat pulang ke kampung halamannya. Pemudik yang kembali ke Karawang akan otomatis masuk menjadi Orang Dalam Pemantauan (ODP) oleh Gugus Tugas.

Fitra mengatakan, gugus tugas akan berkoordinasi hingga tingkat RT/RW. Sehingga para pemudik yang nekat dan kembali ke Karawang bisa didata dan ditetapkan menjadi ODP.

“Karena adanya transmisi di daerah-daerah asal para pemudik, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur ataupun kota-kota di Jawa Barat,” kata Fitra dalam keterangan tertulisnya, Selasa (26/5).

Ia mengatakan, meski sudah tidak ada pasien positif Covid-19, Karawang tetap masuk kategori zona merah penyebaran Covid-19. Ini dikarenakan ODP, PDP, dan OTG masih terdata cukup banyak.

"Kita perlu sadar bahwa setiap harinya selalu ada penambahan ODP, PDP dan reakti.Menandakan bahwa Karawang belum bebas dari corona," ujarnya.

Ia menyebutkan, update perkembangan Covid-19 belum ada penambahan pasien positif. Untuk data reaktif rapid tes, berjumlah total 247 orang, sembuh 194 orang, masih dalam observasi 29 orang, dan meninggal dunia 24 orang.

Pasien dalam pengawasan (PDP), kata dia,  total 346 orang, selesai 285 orang, masih dalam pengawasan 34 orang, dan meninggal dunia 27 orang. ODP berjumlah 4.803 orang, masih dalam pemantauan 942 orang, selesai pemantauan 3.857 orang, dan meninggal dunia 4 orang. OTG total 788 orang, selesai 613 orang dan masih dalam pemantauan 175 orang.

“Dalam beberapa hari terakhir, kami dapat kabar duka, adanya pasien PDP, ODP atau yang hasilnya reaktif meninggal dunia. Kami turut berduka cita,” tambahnya.

Ia pun menyesalkan masih membandelnya sejumlah masyarakat Karawang yang berkumpul dan 'piknik' ke tempat wisata di beberapa titik di Karawang.  Padahal, tempat wisata diketahui sudah ditutup oleh pemerintah.

"Saya dapat kabar di beberapa tempat wisata yang ditutup, dikunjungi oleh masyarakat. Padahal tujuan kami menutup untuk menekan laju Covid-19," sesalnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement