REPUBLIKA.CO.ID, oleh Fauziah Mursid, Sapto Andika Candra, Antara
Ada penambahan 415 pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dalam 24 jam terakhir, sehingga hingga Selasa (26/5) pukul 12.00 WIB, ada total 23.165 kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia.
Jumlah itu, menurut Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, menunjukkan, penularan Covid-19 masih terjadi di masyarakat.
"Karena itu mari bersama-sama kita putuskan permasalahan ini, kita jalani norma hidup yang baru, kita mulai normal yang baru yaitu yang berbasis pada kebiasaan dan pembiasaan untuk pola hidup bersih dan sehat," kata Yurianto, Selasa.
Yurianto juga meminta masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan, yakni mulai dengan rajin mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir dan pertimbangkan kembali keluar dari rumah tanpa alasan mendesak. Namun, jiak harus keluar, maka wajib menggunakan masker.
"Lalu batasi waktunya, kalaupun kita harus bekerja maka jaga di ruang kerja dan lingkungan kerja kita, tetap mengedepankan prinsip bersih, menjaga jarak dan harus disiapkan fasilitas yang sangat memungkinkan dan sangat mudah diakses untuk cuci tangan dengan sabun," ujarnya.
Selain pasien positif Covid-19, jumlah pasien meninggal juga bertambah sebanyak 27 orang, sehingga total pasien meninggal akibat Covid-19 sebanyak 1.418 orang. Sisi baiknya, pasien sembuh juga bertambah sebanyak 235 orang, sehingga total keseluruhan pasien yang sembuh dari Covid-19 sebanyak 5.877 orang.
Yurianto juga mengungkap, jumlah kabupaten/kota yang melaporkan kasus positif Covid-19 bertambah satu daerah lagi. Sehingga, total 406 kabupaten/kota di seluruh provinsi telah memiliki kasus Covid-19.
Ketua Bidang Mobilitas dan Sebaran Penduduk Ikatan Praktisi Ahli Demografi Indonesia (IPADI) Chotib Hasan menegaskan, penularan Covid-19 di Indonesia belum berhenti. Kita pun, menurutnya, belum menang berperang melawan Covid-19.
"Kita belum memenangi peperangan," tutur Chotib.
Chotib menegaskan, disiplin diri dan sabar merupakan kunci untuk membuat kurva Covid-19 menurun dan siap masuk ke kehidupan normal baru (new normal).
"Tetap disiplin diri menjalankan protokol yang selama ini sudah berjalan," kata Chotib, Selasa.
Lantaran pandemi corona belum berakhir, Chotib menegaskan, upaya yang harus sangat diperhatikan dan dijalankan dengan disiplin adalah protokol pencegahan penularan Covid-19 Ia menuturkan protokol tersebut antara lain tetap di rumah, memakai masker jika keluar rumah, mencuci tangan dan tidak berkumpul lebih dari lima orang.
"Kalau ini tetap dijalankan dengan penuh kesabaran, Insya Allah kurva yang melandai dalam waktu dekat akan menurun," tuturnya.
Ke depannya, Chotib menuturkan, masyarakat harus bersiap menjalani kehidupan normal baru berdampingan dengan virus penyebab Covid-19.
"Siap tidak siap harus dipaksakan. Kan setiap kali ada sesuatu yang baru awalnya dipaksa, lalu terpaksa, lalu mencoba, lalu bisa, dan akhirnya biasa," ujarnya.
Untuk itu, protokol COVID-19 harus selalu dijalankan dengan konsisten. Setelah menjadi kebiasaan, maka akan terinternalisasi menjadi budaya dalam kehidupan sehari-hari.
"Masalah ekses di lapangan memang pasti akan terjadi. Lagi lagi petugas harus sabar namun tegas. Jangan pilih kasih dalam penerapan hukuman," tuturnya.
Instruksi Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, dirinya ingin agar laju penularan Covid-19 bisa dikendalikan. Jokowi pun akan mengerahkan aparat TNI dan Polri untuk menjaga titik-titik keramaian.
Langkah ini dilakukan sekaligus sebagai persiapan penerapan prosedur kenormalan baru. Dalam tatanan new normal ini, masyarakat diwajibkan menjalankan seluruh protokol kesehatan dalam aktivitasnya sehari-hari.
Sebagai parameter, Jokowi menggunakan reproduction number (R0) Covid-19. Bila R0 di atas angka 1, maka angka atau tingkat infeksi Covid-19 masih tinggi. Bila R0 kurang dari 1, maka infection rate-nya terbilang rendah.
"Saya datang ke Bekasi untuk memastikan pelaksanaan kesiapan kita menuju ke sebuah tatanan baru ke sebuah normal yang baru. Kita ingin TNI, Polri, ada di setiap keramaian untuk lebih mendisiplinkan masyarakat agar mengikuti protokol kesehatan," jelas Jokowi usai meninjau sejumlah gerai di dalam Mal Summarecon Bekasi, Selasa (26/5).
Bekasi sendiri, ujar Presiden, sudah memiliki angka R0 di bawah 1. Kendati begitu, ia ingin seluruh masyarakat benar-benar menaati protokol kesehatan saat produktif di luar rumah, termasuk ruang publik seperti pusat perbelanjaan nantinya.
"TNI dan Polri mengawasi pelaksanaan di lapangan memastikan pelaksanaan di lapangan hal-hal berkaitan dengan memakai masker, menjaga jarak dan menghindarkan orang dari kerumunan atau saling berdesakan," jelas Jokowi.
Sebagai persiapan prosedur new normal, pengerahan aparat TNI-Polri akan dilakukan di empat provinsi dan 25 kabupaten/kota. Keempat provinsi tersebut adalah DKI Jakarta, Gorontalo, Sumatra Barat, dan Jawa Barat. Sementara 25 kabupaten dan kota yang masuk dalam kebijakan ini termasuk Surabaya dan Malang.
"Kita ingin sekali lagi bisa masuk ke normal baru. Masuk ke tatanan baru dan kita ingin muncul sebuah kesadaran yang kuat, muncul sebuah kedisiplinan yang kuat sehingga R0 bisa terus kita tekan di bawah 1," jelas Jokowi.
Pagi harinya, Jokowi juga meninjau Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia. Kenormalan baru ini memang sejalan dengan pernyataan yang disampaikan presiden beberapa kali sebelumnya, bahwa masyarakat harus hidup berdampingan dengan virus corona. Jokowi sempat mengutip informasi yang disampaikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa virus corona tidak akan sepenuhnya lenyap meski kurva kasus positif Covid-19 mulai melandai atau penambahannya mulai melambat.
"Artinya, sekali lagi kita harus berdampingan hidup dengan Covid-19. sekali lagi yang penting masyarakat produktif dan aman dari Covid-19," jelas, Jumat (15/5) lalu.
Saya meninjau kesiapan penerapan prosedur tatanan baru di Stasiun MRT di Jakarta, pagi tadi.
Mulai hari ini, anggota TNI dan Polri akan disebar ke titik-titik keramaian di 4 provinsi dan 25 kab/kota untuk mengingatkan masyarakat agar menerapkan kedisiplinan protokol kesehatan. pic.twitter.com/GVYYnFEV5m
— Joko Widodo (@jokowi) May 26, 2020