REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH — Palestina mulai membuka kembali rumah-rumah ibadah yang ada di Tepi Barat, tepatnya di wilayah yang diduduki oleh Israel pada Selasa (26/5). Ini sebagai bagian dari pelonggaran aturan pembatasan selama pandemi virus corona jenis baru (COVID-19) melanda.
Diantara rumah ibadah yang telah dibuka kembali adalah masjid di Hebron dan Gereja di Bethlehem yang dalam tiga bulan terakhir ditutup bagi umum. Warga Muslim pun terlihat mulai kembali melaksanakan ibadah sholat subuh di Masjid Ibrahimi. Meski demikian, terdapat sejumlah aturan yang harus dipatuhi untuk mencegah risiko penularan virus corona jenis baru lebih lanjut.
Menurut pejabat untuk Hebron, Hezfi Abu Sneineh, otoritas Israel hanya mengizinkan 50 jamaah yang masuk ke Masjid Ibrahimi untuk meminimalkan penyebaran COVID-19. Masjid melaksanakan sholat berjamaah sebanyak tiga kali untuk setiap waktu sholat, memungkinkan orang-orang tetap dapat beribadah bersama-sama.
Gereja Nativity juga membuka kembali pintunya bagi para jamaan dan pengunjung di tengah aturan yang ketat. Menteri Pariwisata dan Purbakala Palestina Rula Maayah mengatakan pembukaan kembali rumah ibadah menjadi tanda kehidupan normal mulai berjalan kembali.
Maayah secara khusus menggarisbawahi pembukaan gereja yang selama ini menerima jutaan jamaah dan wisatawan dari seluruh dunia. Nativity menjadi tempat suci bagi umat Nasrani karena dibangun di situs yang diyakini menjadi tempat kelahiran Yesus.
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mengumumkan pembukaan tempat-tempat ibadah lainnya akan dibuka secara bertahap. Hingga Selasa (26/5) hari ini, terdapat 602 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di wilayah itu dan terdapat lima kematian. Sementara, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh adalah 475 orang.