Rabu 27 May 2020 06:18 WIB

Jubir: Mari Jadi Pemenang Hidup Berdampingan dengan Covid-19

Masyarakat perlu mengubah kebiasaan hidup dengan kenormalan atau kelaziman baru.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengajak masyarakat mulai membiasakan hidup berdampingan dengan virus Covid-19, dengan tetap menjalankan protokol kesehatan agar tidak tertular. Hal itu disampaikannya setelah pemerintah mulai mengkaji membuka aktivitas dan kegiatan masyarakat dengan prosedur normal baru atau new normal.

Ia mengatakan, pencegahan penyebaran virus harus dilakukan, namun bukan berarti tidak melakukan apapun seterusnya. Karena itu, ia menilai tidak ada ruang untuk takut dengan virus ini, tetapi juga tidak ada ruang untuk masyarakat gegabah menghadapi virus Covid-19.

Baca Juga

"Karena itu, mari kita harus bisa mengubah menjadi bangsa pemenang, yang menang di dalam hidup  berdampingan dengan virus penyebab Covid ini," ujar Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (26/7).

Semua orang, lanjut Yurianto, mengetahui upaya memutus rantai penyebaran Covid-19, yakni dengan melindungi diri dan orang lain tidak tertular. Karena itu, protokol kesehatan mulai dari menjalankan pola hidup bersih dan sehat, rajin mencuci tangan, menjaga jarak, menggunakan masker saat ke luar rumah adalah langkah yang harus terus dilakukan

Ia meyakini, cara inilah yang akan menyebabkan virus ini pelan-pelan akan menghilang. Terlebih, di tengah upaya para ahli menciptakan vaksin untuk berhadapan dengan Covid-19

"Namun upaya ini masih belum ada hasilnya, upaya ini masih belum menemukan vaksin yang disepakati seluruh dunia untuk digunakan para ahli termasuk ahli dari warga negara Indonesia," katanya.

Karena itu, Yuri mengatakan, paling penting saat ini adalah bagaimana berusaha untuk melindungi diri dan orang lain dari penularan virus Covid-19. Yakni dengan mengubah kebiasaan hidup dengan kenormalan atau kelaziman baru.

"Kita menyadari bahwa proses perubahan ini tidaklah mudah, tidaklah kemudian dengan serta-merta akan terjadi, keluarga adalah kontrol yang terbaik dalam sistem sosial kita, karena itu kami mengingatkan peran seluruh kepala keluarga untuk mulai mengajarkan perubahan ini," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement