Rabu 27 May 2020 07:14 WIB

Keutamaan Memberi Pinjaman untuk Saudara

Memberi pinjaman kepada saudara yang sedang membutuhkan mendatangkan pahala.

Keutamaan Memberi Pinjaman untuk Saudara
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Keutamaan Memberi Pinjaman untuk Saudara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syekh Abdullah Al Ju'aitsan dalam bukunya yang berjudul Meneladani Nabi dalam Sehari mengingatkan, agar kita jangan ragu-ragu memberikan pinjaman kepada saudara kita yang membutuhkan. Karena, saat ini banyak orang yang ragu-ragu untuk meminjaminya saudaranya hingga akhirnya mereka memilih meminjam ke renternir.

"Pinjamilah saudaramu yang membutuhkan harta untuk keperluan yang halal. Niscaya itu akan mendatangkan pahala untukmu," tulis Syekh Abdullah.

Baca Juga

Hal ini, menurut Syekh Abdullah, berdasarkan hadits Nabi Muhammad yang berbunyi.

"Pahala as-salaf (pinjaman) itu senilai dengan setengah pahala sedekah." (HR Imam Ahmad)

Syekh Abdullah menjelaskan, as salaf adalah pinjaman sukarela yang tidak terdapat tambahan manfaat (keuntungan) bagi pemberi pinjaman selain pahala dan rasa terima kasih. Menurut Syekh Abdullah, as-salaf itu berpahala setengah sedekah. Maka itu, jika kita meminjami seseorang Rp 100 ribu maka seolah-olah kita bersedekah kepadanya Rp 50 ribu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement