Rabu 27 May 2020 08:28 WIB

Harga Minyak Menguat Didukung Pembatasan Pasokan

OPEC Plus akan melakukan pertemuan untuk bahas kelanjutan pemotongan produksi minyak.

Aktivitas kilang di Oklahoma City, Amerika Serikat.
Foto: AP Photo/Sue Ogrocki
Aktivitas kilang di Oklahoma City, Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak naik pada akhir perdagangan Selasa (26/5) didukung oleh tanda-tanda produsen menindaklanjuti komitmen untuk memotong pasokan. Kenaikan harga minyak juga didorong meningkatnya permintaan bahan bakar akibat berkurangnya pembatasan aktivitas.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli naik 0,64 dolar AS atau 1,8 persen menjadi ditutup pada 36,17 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli bertambah 1,10, atau 3,3 persen, menjadi menetap pada 34,35 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Baca Juga

Pergerakan harga tersebut mengikuti pekan yang solid di pasar energi, yang melihat minyak mentah WTI berakhir 12,6 persen lebih tinggi dan acuan global Brent naik 8,1 persen pekan lalu. Pasar AS ditutup pada Senin untuk memperingati Hari Pahlawan.

Organisasi negara-negara pengekspor minyak dan produsen, termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC Plus, bulan lalu sepakat memangkas produksi gabungannya hampir 10 juta barel per hari pada Mei-Juni. Ini dilakukan untuk mendukung harga pada saat karantina pandemi virus corona yang memangkas permintaan bahan bakar.

Menteri Energi Rusia Alexander Novak dijadwalkan bertemu produsen minyak pada Selasa (26/5) waktu setempat untuk membahas kemungkinan perpanjangan pemotongan saat ini di luar Juni. Beberapa negara lain termasuk produsen Teluk utama Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Kuwait, telah berjanji untuk melampaui komitmen mereka.

Kantor berita RIA mengatakan, volume produksi minyak Rusia mendekati target negara itu 8,5 juta barel per hari untuk Mei dan Juni.

"Semua pembicaraan tentang keseimbangan dalam beberapa bulan tampaknya mendukung," kata Analis Senior Price Futures Group, Phil Flynn.

Pada Senin (25/5), Kementerian Energi Rusia mengutip Novak yang mengatakan, kenaikan permintaan bahan bakar akan membantu mengurangi surplus global sekitar tujuh juta hingga 12 juta barel per hari pada Juni atau Juli. Negara-negara OPEC Plus dijadwalkan bertemu lagi pada awal Juni untuk membahas mempertahankan pemotongan pasokan mereka untuk menopang harga, yang masih turun sekitar 45 persen sejak awal tahun.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement