REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Latam Airlines Group, maskapai penerbangan terbesar di Amerika Latin, mengajukan perlindungan pengadilan kebangkrutan di New York pada Selasa (26/5) waktu setempat, setelah dampak pandemi virus korona yang menghancurkan industri perjalanan.
Operator Chile akan terus beroperasi dan bekerja pada rencana untuk membayar kreditor saat pengajuan diproses. "Keadaan yang luar biasa telah menyebabkan runtuhnya permintaan global dan tidak hanya membawa penerbangan macet, tetapi juga telah mengubah industri untuk masa yang akan datang," CEO Roberto Alvo mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Pemegang saham Latam yang berbasis di Santiago termasuk keluarga Cueto Chili dan Delta Air Lines dari AS. Baru-baru ini, mereka memangkas lebih dari 1.850 pekerjaan di Chile, Kolombia, Ekuador, dan Peru dari jumlah pekerja global sekitar 40 ribu orang.
Afiliasi Latam di Brasil, Paraguay, dan Argentina bukan bagian dari kasus kebangkrutan. Maskapai di seluruh dunia telah terpukul oleh pandemi virus corona setelah beberapa negara memberlakukan larangan perjalanan.
Avianca Holdings, maskapai penerbangan terbesar di Kolombia, mengajukan pailit sebelumnya pada Mei. Di seluruh Amerika Selatan dan Karibia, kasus virus corona telah meningkat menjadi hampir 800 ribu, dengan lebih dari 41.500 kematian terdaftar.
Brasil, dengan hampir 375 ribu kasus dan 23.500 kematian, merupakan pusat penyebaran di Amerika Selatan. Chile memiliki hampir 74 ribu kasus dan lebih dari 760 kematian.