Rabu 27 May 2020 10:37 WIB

Cegah Covid-19 Arus Balik Harus Ada Kebijakan Transportasi

Ada potensi gelombang kedua Covid-19 akibat pemudik yang kembali ke Ibu Kota.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Ratna Puspita
Petugas melakukan pengecekan kepada pengendara dengan plat nomor luar daerah yang melintasi Check Point PSBB di kawasan Kalimalang, Jakarta, Selasa (26/5). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan aturan penggunaan Surat Izin Keluar-Masuk (SIKM) untuk membatasi warga yang keluar masuk Jakarta pada masa arus balik
Foto: Prayogi/Republika
Petugas melakukan pengecekan kepada pengendara dengan plat nomor luar daerah yang melintasi Check Point PSBB di kawasan Kalimalang, Jakarta, Selasa (26/5). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan aturan penggunaan Surat Izin Keluar-Masuk (SIKM) untuk membatasi warga yang keluar masuk Jakarta pada masa arus balik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah dinilai perlu memperhatikan kontrol terhadap transportasi yang masuk ke DKI Jakarta dan sekitarnya setelah masa lebaran. Hal ini berkaitan dengan potensi gelombang kedua Covid-19 akibat pemudik yang kembali ke Ibu Kota.

"Dikhawatirkan apabila mobilitas orang dengan ranmor (kendaraan bermotor) tidak dicegah dan dikendalikan yang akan masuk ke Jakarta bisa menimbulkan atau dapat terjadi penularan kepada para pendatang baik warga Jakarta yang balik setelah mudik atau pendatang baru," kata Pengamat Lalu Lintas dan Transportasi Budiyanto kepada Republika, Rabu (27/5).

Baca Juga

Eks Kepela Subdit Pembinaan dan Penegakan Hukum Ditlantas Polda Metro Jaya itu menyebutkan, mobilitas masyarakat yang mudik dan balik beserta orang baru yang akan ke Jakarta umumnya menggunakan kendaraan bermotor baik sepeda motor, mobil pribadi, maupun angkutan umum. Sementara, kunci protokol kesehatan menghadapi Covid-19 adalah jaga jarak dan menghindari orang berkerumun.

Budiyanto menilai proses physical distancing dan hindari kerumun bagi mereka yang menggunakan kendaraan pribadi maupun maupun menggunakan kendaraan angkutan umum sulit untuk dilaksanakan.  Pengawasannya pun sulit.