Rabu 27 May 2020 11:10 WIB

Sistem Kesehatan Venezuela Terseok Hadapi Pandemi Covid-19

Rakyat Venezuela membutuhkan bantuan kemanusiaan yang memadai

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Warga Venezuela di tengah wabah Covid-19. Rakyat Venezuela membutuhkan bantuan kemanusiaan yang memadai. Ilustrasi.
Foto: AP
Warga Venezuela di tengah wabah Covid-19. Rakyat Venezuela membutuhkan bantuan kemanusiaan yang memadai. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Sistem perawatan kesehatan Venezuela tidak siap menghadapi pandemi Covid-19 dan dapat membahayakan kesehatan bagi masyarakat. Human Rights Watch dan Pusat Kesehatan Publik dan Hak Asasi Manusia Johns Hopkins University mengatakan rakyat Venezuela membutuhkan bantuan kemanusiaan yang memadai.

Sejauh ini, Venezuela memiliki 1.177 kasus virus corona dengan 10 kematian. Namun para ahli mengatakan jumlah yang sebenarnya bisa lebih tinggi karena terbatasnya pengujian dan lemahnya sistem kesehatan.

Baca Juga

Seorang dokter dari Fakultas Kedokteran John Hopkins University, Kathleen Page, mengatakan krisis kemanusiaan telah menghancurkan sistem kesehatan di Venezuela. Hal ini dapat menimbulkan kondisi berbahaya bagi masyarakat dan petugas kesehatan.

"Kurangnya kapasitas Venezuela untuk menghadapi pandemi Covid-19 dapat mendorong orang untuk mencoba meninggalkan negara itu, yang semakin memperketat sistem kesehatan negara-negara tetangga dan menjaga kesehatan regional secara lebih luas," kata Page dilansir Aljazirah.

Sistem kesehatan Venezuela telah jatuh di tengah kekurangan pasokan obat-obatan dan perlatan medis, termasuk utilitas dasar. Selain itu,  emigrasi pekerja kesehatan telah menyebabkan penurunan progresif dalam kapasitas operasional perawatan kesehatan.

Karena itu, bantuan kemanusiaan sangat dibutuhkan untuk membantu rakyat Venezuela. Menurut Indeks Keamanan Kesehatan Global, Venezuela berada di antara negara-negara yang paling tidak siap untuk mengurangi penyebaran epidemi pada 2019.

Pemerintah Venezuela mendeklarasikan keadaan darurat pada 13 Maret dan memberlakukan karantina nasional pada 17 Maret. Pemerintah juga membatasi gerakan dan menutup semua bisnis kecuali yang menjual bahan pokok.

Pada 17 Maret, pemerintah Presiden Nicolas Maduro meminta pinjaman darurat sebesar 5 miliar dolar AS dari Dana Moneter Internasional (IMF) untuk memerangi pandemi virus corona. Namun permintaan bantuan pinjaman tersebut ditolak oleh IMF karena Venezuela tidak memiliki kejelasan terkait pengakuan resmi pemerintah oleh masyarakat internasional.

Uni Eropa yang didukung Badan Pengungsi PBB dan Organisasi Internasional untuk Migrasi mengadakan konferensi donor internasional secara daring. Konferensi itu bertujuan untuk mengumpulkan dana bagi para pengungsi, migran, dan komunitas Venezuela. Konferensi ini diharapkan menghasilkan jutaan euro untuk mendanai bantuan kemanusiaan dan proyek-proyek pembangunan di Venezuela.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement