REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kondisi pantai selatan Kabupaten Sukabumi dalam beberapa hari terakhir mengalami keadaan pasang. Dampaknya hal ini sangat membahayakan bagi pengunjung.
Namun masih ada sejumlah pengunjung yang tetap bermain di tepi pantai, Rabu (27/5). ''Hasil pantauan masih ada pengunjung yang nekad bermain di tepi pantai,'' ujar Kepala Divisi Operasional, SDM, dan Diklat, Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi, Asep Edom kepada Republika.
Padahal pantai tersebut telah dipasang bendera merah sebagai tanda larangan untuk tidak boleh bermain di kawasan tersebut. Sebab ketinggian gelombang berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencapai sekitar 4-6 meter sehingga membahayakan pengunjung.
Menurut Asep, petugas di lapangan sudah berupaya memberikan peringatan kepada pengunjung. Namun mereka tetap tidak mengindahkan larangan tersebut.
Selain dari luar kota, ada pengunjung lokal yang datang ke tempat wisata tersebut. Salah satu lokasi yang terpantau adalah muara Citepus, Palabuhanratu.
Petugas ungkap Asep, tetap bersiaga dan memberikan peringatan kepada pengunjung yang ada di tepian pantai. Hal ini rutin dilakukan setiap momen libur lebaran, meskipun saat ini masih masuk pandemi Covid-19.
Di mana, terang Asep, mereka membuat tenda yang diperkirakan mencapai 10-20 tenda dan jumlah pengunjung sekitar 500 orang. Para pengunjung kebanyakan motor plat Bandung.
Koordinator Forum Koordinasi SAR Daerah Okih Pajri menambahkan, berdasarkan pemantauan pada hari lebaran terutama di check point Pos Gunung Butak dan Pondok Dewata Palabuhanratu wisatawan lokal dan Botabek padat. ''Namun sesuai intruksi pak Sekda mereka diputarbalikan kembali,'' ujar dia.
Sekda Kabupaten Sukabumi Iyos Somantri mengatakan, untuk memutus mata rantai Covid-19 di Kabupaten Sukabumi pemkab mengimbau kepada warga untuk menghindari tempat-tempat keramaian yang berpotensi sebagai tempat penyebaran Corona. Harapannya Sukabumi bisa terbebas dari penyebaran Covid-19.