Rabu 27 May 2020 11:45 WIB

Muslim Selandia Baru Kenang Kepergian Tokoh Somalia

Tokoh Muslim Somalia, Ismail Gamadid berjasa banyak di Selandia Baru.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
Tokoh Muslim Somalia Ismail Gamadid (kiri) saat bertemu dengan Perdana Menteri Selandia Baru Helen Clark di Masjid Hamilton pada 2008. Ismail Gamadid berjasa besar bagi Muslim di Selandia baru. Ia meninggal karena Covid-19.
Foto: KELLY HODEL/WAIKATO-TIMES
Tokoh Muslim Somalia Ismail Gamadid (kiri) saat bertemu dengan Perdana Menteri Selandia Baru Helen Clark di Masjid Hamilton pada 2008. Ismail Gamadid berjasa besar bagi Muslim di Selandia baru. Ia meninggal karena Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, HAMILTON -- Umat Muslim di Hamilton, Selandia Baru terkejut dengan kabar meninggalnya tokoh Muslim Somalia, Ismail Gamadid. Ia adalah seorang mantan pemimpin Asosiasi Muslim Waikato dan Presiden Forum Pengungsi Waikato yang punya banyak peran di Selandia Baru.

Gamadid yang baru-baru ini menjabat sebagai menteri negara untuk pertanian, lingkungan, dan perubahan iklim wilayah Puntland, Somalia meninggal awal pekan ini karena Covid-19 di negara asalnya Somalia. Gamadid pernah tinggal di Hamilton, Selandia Baru selama 20 tahun.

Baca Juga

Selama tinggal di Hamilton, ia menjadi pemimpin terkemuka komunitas Muslim Somalia di Selandia Baru. Selain itu, dia juga membantu banyak pengungsi bermukim kembali.

Gamadid juga berperan dalam mendirikan pusat pendidikan anak usia dini di Masjid Hamilton. Pada 2009, ia juga menerima penghargaan yakni Hamilton Civic Award untuk layanan kepada masyarakat. 

Lima tahun lalu, Gamadid meninggalkan Selandia Baru bersama keluarganya ke Brisbane, Australia. Namun, tahun lalu ia memilih kembali ke negara asalnya Somalia untuk ambil peran dalam pemerintahan daerah. Sebelum ke Selandia Baru pada 1990, Gamadid adalah seorang direktur industri kehutanan.

Juru bicara Dewan Wanita Islam Selandia Baru, Anjum Rahman menjadi salah satu orang yang mempunyai hubungan kerja erat dengan Gamadid selama beberapa tahun. Ia memiliki banyak kenangan indah dengannya.

"Dia adalah hadiah untuk Hamilton. Sebagai seorang pemimpin komunitas Muslim, ia mempunyai keterampilan khusus dalam menyatukan orang. Ada 42 etnis yang berbeda di masjid kami, dan ia berhasil bernegosiasi dengan perbedaan di antara mereka dengan sangat baik," kata Rahman seperti dilansir Stuff, Rabu (27/5). 

"Terkadang kami berdiskusi di sebuah ruangan dengan orang-orang yang sangat agresif, tapi saya tak pernah melihatnya marah. Dia bekerja untuk mencari solusi apa pun masalahnya. Pusat anak usia dini di masjid adalah hasil visinya, itu hanya salah satu warisannya. Tak hanya dia dalam proyek itu, dia punya kemampuan menyatukan orang-orang bekerja sama," katanya. 

Gamadid dan Rahman bekerja sama dalam mendirikan sebuah pusat kegaitan anak usia dini di masjid Hamilton. Rahman pun menilai Gamadid mempunyai kepemimpinan yang kuat.

"Dia bisa dengan mudah menjadi menteri pemerintah di sini (Selandia Baru), tetapi dia memilih kembali ke Somalia," katanya. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement