REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit mengatakan akan segera membuat langkah-langkah pelaksanaan new normal atau kenormalan baru untuk membangkitkan perekonomian daerah. Salah satu yang perlu mendapat dukungan menurut Nasrul Abit adalah sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
“Kita perlu mensupport dalam permodalan UMKM yang sudah terdata terbukti berdagang dan usaha, tentu kita perlu pendataan yang jelas jenis usaha yang sudah berbadan hukum," kata Nasrul Abit, dalam acara video confrence Halal bi Halal bersama Sandiaga Uno peliang dalam rangka untuk Menyambut "New Normal Minang Tourism" Pariwisata Minang dan Sektor UMKM, di ruang kerja Wagub Sumbar, Selasa (26/5).
Nasrul Abit menyebut salah satu potensi Sumbar adalah hasil alam dengan memproduksi pangan dari hasil pertanian. Konsumsi produksi pangan di Sumbar kini berada di angka 1,1 ton. Padahal Sumbar mampu memproduksi 2,8 ton. Sisanya ini menurut Nasrul dapat dipasarkan ke provinsi tetangga yang kekurangan bahan pangan seperti Riau dan Jambi. Nasrul melihat ini jadi peluang bagi Sumbar membangkitkan perekonomian pada skenario new normal.
Untuk pemasarannya, lanjut dia, harus didukung dengan pemasaran online. Karena di era media dgital, produsen, distributor dan konsumen tidak harus bertatap muka secara langsung. Sehingga kegiatan perekonomian di Sumbar dapat menjunjung tinggi physical distancing.
"Tentu generasi milineal atau generasi muda akan mengambil bagian ini untuk melakukan proses mulai dari bahan baku, produk jadi dan pemasaran dianjurkan kita masuk ke era teknologi,” ucap Nasrul Abit.
Selain UMKM, sektor yang perlu jadi perhatian Pemprov untuk membangkitkan gairah perekonomian adalah Pariwisata Halal. Pariwisata halal selama ini menjadi andalan bagi Sumbar untuk menarik perhatian wisatawan dari berbagai penjuru nusantara dan luar negeri.
Wakil Gubernur menyebut harus ada pola baru dalam penerapan wisata halal dalam keadaan new normal. Konsumen sudah harus disediakan tempat cuci tangan sebelum masuk restoran atau rumah makan. Begitu juga dengan pelayanan wisatawan untuk rumah ibadah dan fasilitas umum lainnya harus dengan penekanan protokol covid-19.