Rabu 27 May 2020 14:11 WIB

Masyarakat Diminta Tetap Disiplin Selama New Normal

Saat ini masyarakat Indonesia masih tak disiplin dan abai perihal virus Covid-19.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Bilal Ramadhan
Pengendara terjebak kemacetan saat malam Idul Fitri 1 Syawal 1441 H di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (23/5/2020). Meski Provinsi DKI Jakarta masih dalam masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), namun saat malam Idul Fitri 1441 H sejumlah jalan di Ibu Kota masih ramai oleh kerumunan warga hingga menimbulkan kemacetan
Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Pengendara terjebak kemacetan saat malam Idul Fitri 1 Syawal 1441 H di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (23/5/2020). Meski Provinsi DKI Jakarta masih dalam masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), namun saat malam Idul Fitri 1441 H sejumlah jalan di Ibu Kota masih ramai oleh kerumunan warga hingga menimbulkan kemacetan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo meminta agar masyarakat tetap disiplin selama prosedur kenormalan baru atau new normal, untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Sebab, sikap masyarakatlah yang menentukan kapan pandemi ini berakhir.

"Kalau mau menang melawan wabah Covid-19 ini, tidak ada pilihan lain, sikap disiplin yang ketat adalah kuncinya. Kalau tidak, wabah Covid-19 ini bisa meledak lagi," ujar Rahmad dalam rilisnya, Senin (27/5).

Ia mengakui, saat ini masyarakat Indonesia masih tak disiplin dan abai perihal virus Covid-19. Meskipun kasus positif di Indonesia belum mengalami penurunan yang signifikan.

"Memang banyak sekali kasus-kasus yang mencuat belakangan ini, yang menunjukkan ketidakdisplinan itu. Tapi, marilah ke depan semua pihak harus bersikap lebih displin," ujar Rahmad.

Para tokoh dan elit negara pun diminta untuk memberikan contoh yang baik selama prosedur new normal nanti. Aparat keamanan juga diminta untuk lebih tegas dalam melakukan pengawasan.

"Saatnya semua pihak bersatu melawan musuh bersama, yakni virus corona. Para tokoh bangsa ini hendaknya menghindari hiruk-pikuk yang bisa menimbulkan keresahan di masyarakat," ujar Rahmad.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau kesiapan sarana publik untuk menerapkan prosedur new normal dari pandemi corona. Setelah meninjau kesiapan sarana di Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia, Selasa (26/5) pagi, Jokowi juga berkunjung ke Mal Summarecon Bulevar di Bekasi, Jawa Barat.

Menurut Jokowi, ada provinsi yang menjadi percontohan dalam persiapan penerapan new normal adalah DKI Jakarta, Gorontalo, Sumatra Barat, dan Jawa Barat. Sementara 25 kabupaten dan kota yang masuk dalam kebijakan ini termasuk Surabaya dan Malang.

"Kita ingin sekali lagi bisa masuk ke normal baru. Masuk ke tatanan baru dan kita ingin muncul sebuah kesadaran yang kuat, muncul sebuah kedisiplinan yang kuat sehingga R0 bisa terus kita tekan di bawah 1," jelas Jokowi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement