Rabu 27 May 2020 15:24 WIB

Wagub: Sangat Memungkinkan Bukittinggi tak Lanjutkan PSBB

Wagub menilai masyarakat tak bisa terus menerus berkutat dengan urusan Covid-19.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang fotografer memotret suasana sepi libur Lebaran dari Jam Gadang Bukittinggi, Sumatera Barat, Senin (25/5/2020). Meskipun masih dalam masa PSBB hingga 29 Mei 2020, objek wisata aikonik di Sumbar itu masih dikunjungi pengunjung.
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Seorang fotografer memotret suasana sepi libur Lebaran dari Jam Gadang Bukittinggi, Sumatera Barat, Senin (25/5/2020). Meskipun masih dalam masa PSBB hingga 29 Mei 2020, objek wisata aikonik di Sumbar itu masih dikunjungi pengunjung.

REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Wakil Gubernur Sumatra Barat Nasrul Abit mengatakan Kota Bukittinggi sudah memungkinkan untuk tidak melanjutkan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal itu sejalan dengan pernyataan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno tentang tiga daerah tingkat II yang berpendapat tidak melanjutkan PSBB, yakni Bukittinggi, Padang Panjang dan Pesisir Selatan.

"Memungkinkan Bukittinggi untuk keluar dari PSBB. Dan saya lihat Bukittinggi sudah melakukan kajian untuk beberapa sektor," kata Wagub Sumbar saat berkunjung ke Bukittinggi, Rabu (27/5).

Baca Juga

Nasrul Abit mengatakan memang pemerintah sudah harus mulai memikirkan tahapan selanjutnya untuk kembali memulihkan kondisi masyarakat. Menurut Nasrul masyarakat tidak bisa terus menerus berkutat dengan masalah penanganan covid-19. Sektor ekonomi harus kembali dipulihkan karena masyarakat butuh makan.

Sementara sejak pemerintah fokus menekan angka penularan covid lewat PSBB, sektor ekonomi banyak terhenti sehingga banyak masyarakat menjerit karena tidak punya penghasilan. "Kalau ini dibiarkan terus ekonomi akan hancur. Dan masalah sosial akan timbul," ucap Nasrul Abit.

Nasrul menambahkan Bukittinggi sudah mulai mengancang-ancang kembali membuka pasar, sekolah dan tempat wisata. Untuk membuka tempat-tempat umum tersebut, Pemko Bukittinggi menurut Nasrul sudah melakukan kajian. Supaya saat aktivitas masyarakat dimulai, sudah dengan skenario normal baru yakni aktivitas sehari-hari dengan menerapkan protokol kesehatan.

Di antaranya seperti menjaga jarak, menggunakan masker, rajin cuci tangan dan mengonsumsi makanan bergizi untuk memperkuat imunitas. Kalaupun Bukittinggi nantinya lepas dari PSBB, Wagub menjamin Pemprov Sumbar tidak akan lepas tangan. Pemprov lanjut Wagub tetap akan membantu daerah tingkat II untuk menanggulangi bila ada masalah yang akan timbul kemudian.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement