REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia menegaskan solusi dua negara kepada Amerika Serikat dalam penyelesaian konflik Palestina-Israel.
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi saat melakukan komunikasi sambungan telepon dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo pada Rabu pagi.
Plt Kepala Biro Dukungan Strategis dan Pimpinan (BDSP) Kemenlu Achmad Rizal Purnama mengatakan pernyataan yang disampaikan Retno Marsudi juga menyusul rencana PM Israel Benjamin Netanyahu yang memprioritaskan aneksasi wilayah Tepi Barat pada 1 Juli.
"Ibu Menteri Luar Negeri Retno menegaskan posisi dasar Indonesia sebagai mandat konstitusi untuk terus mendorong dan memperjuangkan rakyat Palestina berdasarkan solusi dua negara," kata Rizal pada Rabu.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji mencaplok pemukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki.
"Daerah-daerah di negara ini adalah tempat kelahiran bangsa Yahudi. Sudah waktunya menerapkan hukum Israel atas mereka," kata Netanyahu kepada Knesset, parlemen Israel.
"Ini tidak akan menjauhkan perdamaian, malah akan membawanya lebih dekat. Permukiman ini akan menjadi bagian dari Israel dalam skenario apa pun," lanjut dia.
Netanyahu menyerahkan daftar 19 menteri kepada Knesset dan mengakhiri lebih dari setahun kebuntuan politik di negara itu.
Bulan lalu, Netanyahu dan saingannya Benny Gantz dari partai Biru dan Putih mengumumkan bahwa mereka akan mengesampingkan perbedaan dan membentuk pemerintah persatuan.
Di bawah kesepakatan itu, Gantz akan mengambil alih jabatan perdana menteri dari Netanyahu pada 17 November 2021.
Israel diperkirakan akan melakukan pencaplokan Tepi Barat pada 1 Juli, sebagaimana disepakati antara Netanyahu dan Gantz.
Para pejabat Palestina mengancam menghapuskan perjanjian bilateral dengan Israel jika mereka melanjutkan rencana aneksasi yang akan merusak solusi dua negara.