Rabu 27 May 2020 22:39 WIB

Hippindo: Jam Operasional Mal Mungkin akan DIbatasi

Hippindo melakukan penyesuaian jam operasional mal jika PSBB tak diperpanjang.

Suasana pusat perbelanjaan yang sepi pengunjung. Ilustrasi. Hippindo mengatakan, pengelola pusat perbelanjaan masih melihat kondisi masyarakat dalam tatanan normal baru.
Foto: ANTARA/BAYU PRATAMA S
Suasana pusat perbelanjaan yang sepi pengunjung. Ilustrasi. Hippindo mengatakan, pengelola pusat perbelanjaan masih melihat kondisi masyarakat dalam tatanan normal baru.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Himpunan Penyewa Pusat Belanja Indonesia (Hippindo) akan memberlakukan penyesuaian jika pemerintah memutuskan tidak memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan memperbolehkan mal kembali dibuka. Jam operasional pusat perbelanjaan akan dibatasi.

Sekretaris Jenderal Hippindo Haryanto Pratantara mengatakan, sejumlah pengelola pusat perbelanjaan masih melihat kondisi masyarakat dalam tatanan normal baru. Menurut dia, masyarakat mungkin saja masih ragu untuk ke luar rumah dan mengunjungi mal.

Baca Juga

"Pihak mal kelihatannya belum tentu beroperasi normal full, rata-rata mungkin agak sedikit mengurangi jam operasionalnya, misalnya mulai jam 11 siang sampai jam 8 malam," kata Haryanto saat dihubungi Antara di Jakarta, Rabu.

Namun, menurut Haryanto, jika masyarakat mulai beraktivitas penuh dalam kondisi normal baru, pengelola mal mungkin saja memperpanjang jam operasional dan menambah jumlah tenaga kerja untuk memastikan protokol kesehatan Covid-19 diterapkan secara menyeluruh. Haryanto menjelaskan bahwa dengan daftar 60 mal di Jakarta yang menyatakan sudah siap beroperasi kembali, pengunjung tentu bisa memilih mal mana saja yang didatangi.

Kendati begitu, mal-mal tersebut harus bisa meyakinkan masyarakat sudah mempersiapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dengan baik. Termasuk di antaranya jaga jarak minimal 1,5 meter, memastikan suhu tubuh setiap orang di area mal, hingga memastikan pemakaian alat pelindung diri, seperti masker dan sarung tangan terutama pada karyawan.

"Tidak akan ada secara khusus berpindah satu mal lebih ramai, satu lebih sepi, kecuali mal tersebut tidak meyakinkan di mata konsumen dalam mempersiapkan protokol kesehatan," kata dia.

Haryanto mengatakan bahwa keputusan pemerintah untuk kembali membuka mal sebagai upaya menggerakkan roda perekonomian adalah cara yang paling aman, dibandingkan pasar komersial lainnya, seperti pasar tradisional. Menurutnya, pusat perbelanjaan modern dengan ruang yang lebih luas, tentunya memudahkan diterapkannya jaga jarak antarpengunjung.

Selain itu, menurut Haryanto, para tenant dan karyawannya juga lebih profesional dan teredukasi untuk menjalankan protokol kesehatan Covid-19.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement