REPUBLIKA.CO.ID, DUISBURG -- Islamofobia kembali terjadi di Jerman. Kali ini sasarannya tiga masjid di Jerman yang berada di bawah naungan Serikat Islam Turki untuk Urusan Keagamaan (DITIB).
Seperti dilansir Daily Sabah, Kamis (28/5), ketiga masjid itu mendapatkan surat ancaman pada masa libur perayaan Idul Fitri. Surat ancaman pertama dikirim pada Ahad (24/5) ke Masjid pusat DITIB di Muenchen Selatan.
Kemudian pada Senin (25/5) giliran Masjid Muradiye di Duisburg Barat yang mendapatkan surat ancaman itu. Dan pada Selasa (26/5) Masjid Pusat Duisburg DITIB juga menerima surat ancaman dengan jenis yang sama.
Semua surat yang dikirim bergambar anak babi dan tulisan fitnah terhadap Islam. Surat-surat serupa telah dikirim ke masjid-masjid lainnya dengan tanda tangan rasialis yang membawa nama kelompok militer khusus di antara prajurit SS selama era Nazi, Prinz Eugen Group.
Pada Desember tahun lalu, Masjid Muradiye di Duisburg pernah menerima surat serupa dengan gambar dan tulisan yang sama dengan kelompok rasialis yang juga sama. Meski demikian belum jelas apakah Prinz Eugen Group adalah kelompok ekstremis sayap kanan terorganisir di Jerman.
Sementara itu kepala Masjid Duisburg, Yusuf Aydin dan Ramazan Ceylan langsung melaporkan pada polisi setempat usai menerima surat-surat itu. Mereka pun meminta pengusutan dan pencarian pelaku. Saat ini polisi pun sudah memulai penyelidikan.
Aydin dan Ceylan mengatakan sebagai komunitas Islam di Duisburg, mereka selalu berkontribusi memberikan manfaat bagi distrik dan menyadari tanggung jawab sosial terutama selama pandemi Covid-19. Tahun lalu ada sebanyak 184 serangan yang menyasar masjid.
Karena meningkatnya serangan Islamofobik dalam beberapa tahun terakhir, Federasi Menentang Ketidakadilan dan Rasialisme (FAIR) berinisiatif melawan serangan yang meningkat. Mereka menilai banyaknya serangan dan ancaman karena tidak dilaporkan. Selain itu, negara cenderung mengabaikan serangan-serangan terhadap masjid.