Kamis 28 May 2020 11:13 WIB

Chevron Berencana PHK 10 Persen Tenaga Kerjanya

Chevron mengungkapkan kebijakan pengurangan pengeluaran tahunan hingga 30 persen.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Aktivitas kilang minyak Chevron di Richmond, California, Amerika Serikat.
Foto: AP Photo/Paul Sakuma
Aktivitas kilang minyak Chevron di Richmond, California, Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Perusahaan minyak dunia Chevron Corporation akan memangkas 10-15 persen tenaga kerja di seluruh dunia, atau sekitar 4.500 hingga 6.750 pekerja. Langkah ini sebagai bagian dari restrukturisasi yang sedang berlangsung di internal produsen minyak terbesar kedua Amerika Serikat (AS) tersebut.

Sebelumnya, seperti dilansir Reuters, Kamis (28/5), Chevron mengungkapkan kebijakan pengurangan pengeluaran tahunan hingga 30 persen. Chevron juga menyebutkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) di tengah penurunan tajam harga minyak tahun ini dan permintaan yang lebih rendah untuk minyak dan gas akibat pandemi Covid-19.

Secara luas, Chevron dipandang sebagai perusahaan dengan standar keuangan yang disiplin di industri minyak. Mereka juga dikenal pertama kali melakukan pemotongan anggaran secara signifikan seiring anjloknya permintaan minyak.

Tahun lalu, Chevron mengabaikan tawaran pengambilalihan untuk Anadarko Petroleum Corp karena tidak ingin terlibat perang penawaran dengan Occidental Petroleum Corp. Chevron mengantongi break fee (penalti) 1 miliar dolar AS, sementara Occidental harus menghadapi kemarahan investor karena kesepakatan yang tidak tepat waktu.

Chevron yang memiliki 45 ribu karyawan, memperkirakan akan menghapus sekitar 10 persen hingga 15 persen dari total staf di tingkat global. "Untuk menyamakan tingkat aktivitas yang kami perkirakan," kata juru bicara Veronica Flores-Paniagua.

Ia menambahkan, pemutusan hubungan kerja terhadap ribuan pekerja tersebut dilakukan untuk mengatasi kondisi pasar sekarang dengan dampak berbeda-beda pada tiap unit bisnis dan wilayah. Sebagian besar pengurangan akan dilakukan tahun ini.

"Ini keputusan yang sangat sulit, kami tidak menganggapnya enteng," kata Flores-Paniagua.

Berdasarkan catatan dari Presiden Eksekutif Chevron Joseph Geagea yang dilihat Reuters, perusahaan akan kembali melakukan seleksi pekerja pada bulan depan. Ia memastikan, tambahan pesangon, subsidi tunjangan medis dan layanan pendidikan akan tersedia untuk karyawan Chevron Amerika yang kehilangan posisi mereka.

Rencana pemangkasan lapangan kerja yang diusulkan Chevron sejalan dengan kinerja perusahaan minyak dan banyak produsen kecil yang mengalami kejatuhan harga saat ini. "Sebagian besar perusahaan akan memotong, minimal 10 persen dari staf," kata analis energi di Edward Jones, Jennifer Rowland.

Harga minyak mentah Amerika Serikat hampir berkurang setengahnya pada tahun ini menjadi sekitar 33 dolar AS per barel. Pandemi Covid-19 telah memangkas permintaan terhadpa industri perjalanan yang menyebabkan pengurangan permintaan minyak sebanyak 2 juta barel per hari.

Pada bulan ini, Chevron mengatakan, akan mengurangi produksi minyak serpih AS yang direncanakan sekitar 125 ribu barel per hari.

Sementara itu, produsen minyak nomor satu AS Exxon Mobil Corp mengatakan belum mengambil langkah untuk mengurangi tenaga kerjanya. Exxon hanya akan memangkas pengeluaran hingga 30 persen tahun ini.

"Hari ini, kami tidak punya rencana PHK," tutur Direktur Eksekutif Darren Woods dalam pertemuan pemegang saham tahunan, Rabu (27/5).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement