REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Harrow Central Mosque, di Station Road, London, mengajukan aplikasi perencanaan yang mengizinkan pihaknya menyiarkan adzan sepekan sekali, setiap hari Jumat jam enam sore.
Awalnya pengajuan izin dilakukan untuk tiga bulan. Namun perwakilan masjid mengatakan hal ini bisa diperpanjang jika melihat langkah-langkah dalam menanggapi pandemi Covid-19 terus berlanjut.
Dilansir di This is Local London, beberapa anggota masyarakat, terutama yang tinggal di dekat masjid, menunjukkan kekhawatiran akan kebisingan dan ketakutan jika izin yang diberikan menyebabkan lebih banyak panggilan untuk sholat atau adzan sepanjang tahun.
Adapun pengajuan perencanaan ini telah menerima ratusan komentar. Di sisi lain, petisi daring yang menentang izin telah didukung oleh ribuan orang.
Sekretaris Jenderal Masjid Harrow Central, Jahangeer Choudry menegaskan, siaran adzan hanya dilakukan dalam waktu yang singkat. Jika disetujui, durasi adzan sekitar dua sampai tiga menit dan dilakukan satu kali dalam seminggu. Panggilan adzan ini pun akan dihentikan setelah pandemi mereda.
"Tidak ada rencana untuk menyiarkan adzan lima kali sehari seperti kebiasaan di beberapa negara," ujarnya dikutip di This is Local London, Kamis (28/5).
Selanjutnya, ia meyakinkan jamaah tidak akan berduyun-duyun datang ke masjid. Seruan untuk sholat ini memiliki akhir yang spesifik, yakni mendesak orang untuk berdoa di rumah, dan akan disiarkan di luar jam sholat biasa.
Adapun siaran adzan dilakukan sebagai simbol harapan dan solidaritas, seperti lonceng gereja yang berdering. Siaran adzan dilakukan untuk mendukung inisiatif yang sama di hari Jumat.
“Masjid bertujuan untuk mempromosikan perdamaian dan harmoni, bukan untuk menimbulkan keresahan dalam bentuk apa pun. Beribadah dengan multi-agama yang lebih luas, ditujukan untuk seluruh komunitas Harrow yang telah menderita selama pandemi," lanjutnya.
Dia menambahkan, proyek seperti itu akan menjadi khas komunitas Islam. Umat Muslim percaya, saat bencana alam, wabah, atau malapetaka melanda, panggilan untuk sholat yang dilakukan di luar waktu sholat normal dilakukan untuk mencari pelipur lara dan bantuan dari Tuhan.
Inisiatif ini dilakukan mengikuti kampanye oleh Rehana Choudry. Ia mendorong semua tempat ibadah di Harrow mengambil momen mingguan untuk berhenti dan merenungkan dampak Covid-19.
Kampanye ini dimulai pada Jumat (22 Mei) lalu. Rehana mengatakan hal ini juga menjadi kesempatan yang sempurna untuk menunjukkan bahwa Harrow selalu menyambut keragaman budaya dan agama.
Meski demikian, ia mengaku aplikasi perizinan yang dilakukan oleh masjid adalah masalah yang terpisah. Hal ini memerlukan izin perencanaan dari Dewan Harrow. Dewan selanjutnya akan mengadakan konsultasi formal tentang permintaan sebelum diajukan ke komite perencanaan.