REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki mulai mengoperasikan kereta antarkota pada Kamis (28/5), setelah sebelumnya ditutup selama dua bulan. Pemerintah Turki mulai melonggarkan pembatasan secara bertahap dalam rangka membuka kembali aktivitas perekonomian di tengah krisis virus corona.
Pukul 04.00 waktu setempat, kereta pertama meninggalkan Ankara menuju Istanbul untuk pertama kalinya sejak diberlakukan karantina nasional sejak 28 Maret. Kereta akan melakukan 16 perjalanan setiap hari dengan pembatasan penumpang. Menteri Transportasi, Adil Karaismailoglu mengatakan, kapasitas penumpang kereta api akan dikurangi separuhnya tanpa ada kenaikan harga tiket.
"Penumpang yang menunjukkan gejala Covid-19 selama perjalanan akan dibawa ke ruang isolaso di dalam kereta dan diserahkan kepada petugas kesehatan di stasiun transit pertama," ujar Karaismailoglu.
Pembukaan kembali operasional kereta api bertepatan setelah libur Idul Fitri selama empat hari. Pemerintah Turki meminta kepada seluruh warganya agar tetap tinggal di rumah selama libur Idul Fitri.
Menteri Kesehatan, Fahrettin Koca mengatakan warga belum sepenuhnya mematuhi langkah-langkah untuk menjaga jarak sejak pembatasan dilongarkan. Koca mendesak seluruh warga untuk mengikuti tindakan pencegahan gelombang kedua infeksi virus korona.
"Kami berada dalam periode di mana ada risiko yang berlanjut," kata Koca.
Koca mengatakan, pemerintah siap untuk menghadapi kemungkinan datangnya gelombang kedua infeksi virus corona. Turki mencatat kasus virus corona yang dikonfirmasi hampir 160.000 dengan kematian lebih dari 4.300. Perekonomian Turki diperkirakan akan mengalami resesi selama pandemi virus corona berlangsung.