Kamis 28 May 2020 18:55 WIB

Studi: Tak Ada Bukti Kuat Ottoman Paksakan Islam di Albania

Tak ada bukti sejarah menguatkan Ottoman memaksakan Islam di Albania.

Tak ada bukti sejarah menguatkan Ottoman memaksakan Islam di Albania. Salah satu masjid di Albania.
Foto: inyourpocket.com
Tak ada bukti sejarah menguatkan Ottoman memaksakan Islam di Albania. Salah satu masjid di Albania.

REPUBLIKA.CO.ID, Islam ditegakkan di Albania di bawah pemerintahan Ottoman yang berlangsung lebih dari 400 tahun, dari akhir abad ke-15 hingga 1912, ketika Albania menyatakan kemerdekaannya.

Menurut buku Denyut Islam di Eropa, kematian Skanderberg mendorong Islamisasi secara menyeluruh di Albania. Untuk menjamin kelangsungan masyarakatnya, Ottoman menerapkan hukum Islam di seluruh Albania dan Balkan.

Baca Juga

Khusus pada periode ini, sejarawan H Abiva dalam artikel "Albania: Freedom Unconsidered menyatakan bahwa tidak ada bukti-bukti kuat Ottoman melakukan konversi paksa terhadap penduduk taklukannya.

Ini diperkuat sejumlah teks sejarah yang dianalisis sejarawan Barat, TW Arnold. Menurut Abiva, konversi terjadi secara alamiah karena Islam dianggap menawarkan praktik ritual yang tidak pelik dan rumit. 

Islam menempatkan pemeluknya sebagai individu yang bisa memohon kepada Allah secara langsung, atau tanpa melalui perantara petinggi agama. Perang Balkan (1912-1913) memaksa Ottoman mundur dari semua wilayah jajahannya di daratan Eropa, kecuali Thracia Barat, Yunani. 

Albania tertinggal sendirian dengan statusnya sebagai satu-satunya negara Islam di pinggir peradaban Eropa. Dalam situasi kritis, pemimpin Albania saat itu, Ismail Kemal Bey, meminta kekuatan-kekuatan besar Eropa Barat menjamin integritas wilayah Albania. 

Harga yang harus dibayar masyarakat Islam Albania cukup mahal. William of Wied, pangeran Katolik didaulat sebagai raja Albania selepas Perang Balkan, Perang Dunia I melenyapkan harapan Albania untuk menjadi negara stabil di bawah prinsipprinsip Islam.

Ahmet Bey Zogoli menggulingkan Uskup Ortodox yang ditempatkan sekutu untuk memerintah Albania. Ia memproklamirkan diri menjadi raja. King Zog menanggalkan hukum Islam dan menggantinya dengan hukum lokal (swiss civil code). 

Sekularisme Zog tidak hanya disambut baik masyarakat Katolik, Ortodoks, dan Bektashi, tapi menjadi lahan subur tumbuhnya komunisme. Perlahan tapi pasti, masyarakat Islam yang kehilangan keistimewaan warisan Ottoman mulai terserap ke dalam komunisme. Ulama kehilangan pengaruh dan gagal mengorganisasi dirinya. 

sumber : Harian Republika
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement